26 July 2025

Get In Touch

Lemhannas: Pelibatan Personel Perempuan di Medan Konflik Miliki Kelebihan

Kasubdit Bangjian Ditprogbangjian Debidjianstrat Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Kolonel (Sus) Ratih Pusparini (Ant)
Kasubdit Bangjian Ditprogbangjian Debidjianstrat Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Kolonel (Sus) Ratih Pusparini (Ant)

JAKARTA (Lentera) -Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI menyatakan bahwa pelibatan personel perempuan dalam operasi di medan konflik dan misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki kelebihan yang dapat menunjang keberhasilan operasi.

Kasubdit Pengembangan Kajian di Kedeputian Pengkajian Strategis Lemhannas RI Kolonel (Sus) Ratih Pusparini mengakui militer adalah “dunianya” laki-laki, karena itu personel perempuan harus bekerja ekstra demi membuktikan kinerjanya di dunia militer.

“Perempuan harus bekerja lebih keras untuk menunjukkan bahwa tanggung jawab yang diserahkan ke kami bisa dilakukan dengan baik. Bahkan, di beberapa tempat, lebih baik dari rekan personel pria,” kata Ratih dalam agenda diskusi publik mengenai peran wanita dalam perdamaian dan keamanan (WPS) di Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Menurut pengalamannya saat bertugas di wilayah konflik Timur Tengah, salah satu kelebihan personel wanita adalah mampu menghimpun informasi penting di lapangan yang dapat mendukung pelaksanaan misi, ketika informasi yang sama belum tentu bisa didapat personel laki-laki.

Hal itu adalah karena personel militer wanita dianggap dapat memberi ruang aman yang lebih inklusif kepada kelompok rentan, seperti korban kekerasan berbasis gender, yang tidak berani melaporkan kasusnya pada personel laki-laki.

“Ketika saya jadi military observer di Kongo atau Suriah, misalnya, kalau ada perempuan di tim pengamat, informasi yang didapat bisa berlimpah. Perempuan setempat, begitu melihat ada perempuan lain di dalam tim, jadi lebih terbuka dan mau bicara banyak,” tutur Ratih.

Pejabat di Lemhannas itu juga menyatakan bahwa personel militer perempuan dapat menjadi teladan yang baik dan memberi motivasi bagi anak-anak perempuan di wilayah konflik.

Ia menjelaskan bahwa pelibatan wanita dalam misi perdamaian adalah sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1325 tahun 2000, yang mengamanatkan kesetaraan gender dan peningkatan peluang wanita ikut serta dalam kerangka perdamaian dan keamanan global.

Karena itulah, ia mendorong Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk meningkatkan jumlah personel wanita yang diikutsertakan dalam misi penjaga perdamaian PBB, karena saat ini jumlahnya masih 2.556 – sejak personel wanita dikirim pertama kali pada 2008 – dari keseluruhan 24 ribu personel TNI yang berpartisipasi (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.