26 July 2025

Get In Touch

Kepingan-kepingan Misteri Kematian Diplomat Kemlu Mulai Tersusun

Kamera CCTV diplomat Kementerian Luar Negeri, ADP (39), merekam aktivitas terakhirnya sebelum ditemukan tewas di kamar kosnya (Kompas)
Kamera CCTV diplomat Kementerian Luar Negeri, ADP (39), merekam aktivitas terakhirnya sebelum ditemukan tewas di kamar kosnya (Kompas)

JAKARTA (Lentera) -Polda Metro Jaya mengungkap fakta terbaru terkait kasus kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39), yang ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) lalu.

Saat ditemukan tewas, kepala korban terbungkus lakban kuning dan tubuhnya tertutup kain selimut. Fakta terbaru tersebut disampaikan Polda Metro Jaya.

Meski begitu, polisi belum menyimpulkan penyebab pasti kematian karena masih menunggu hasil otopsi terhadap jenazah pria asal Yogyakarta tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan, berdasarkan rekaman CCTV, korban sempat berada di area rooftop Gedung Kemlu beberapa jam sebelum ditemukan tewas. 

"Diduga pada 7 Juli 2025 pukul 21.43 sampai pukul 23.09 atau sekitar 1 jam 26 menit diduga korban berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu," kata Ade Ary di Polda Metro Jaya.

Dalam rekaman tersebut, korban terlihat membawa tas punggung dan tas belanja saat naik ke rooftop. Namun, saat turun, kedua tas tersebut sudah tidak terlihat dibawa korban.

“Kemudian didapatkan fakta bahwa berdasarkan pengamatan CCTV, awalnya korban naik membawa tas gendong dan tas belanja, kemudian saat turun korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja,” tutur Ade Ary.

Periksa 20 CCTV

Untuk mendalami penyelidikan, Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah memeriksa rekaman dari 20 titik kamera pengawas (CCTV) yang berkaitan dengan pergerakan korban.

“CCTV ini setidaknya penyelidik telah mengambil rekaman dari 20 titik,” ujar Ade Ary. Rekaman CCTV tersebut berasal dari berbagai lokasi, mulai dari area kos, gedung Kemlu, hingga sejumlah tempat yang dikunjungi korban selama tujuh hari terakhir.

“Nah, pemeriksaan barang bukti digital ini masih berlangsung yang dilakukan oleh rekan-rekan kami dari Tim Digital Forensik dan Analisis dari Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya,” kata dia.

Tidak Hanya Lakban

Fakta baru lainnya, korban tidak hanya ditemukan dalam kondisi kepala terbungkus lakban kuning. Kepala ADP juga dibungkus plastik putih saat ditemukan tewas di atas tempat tidurnya.

“Korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik, kemudian terlilit lakban berwarna kuning di tempat tidurnya,” ujar Ade Ary, mengutip Kompas, Jumat (25/7/2025).

Saat ditemukan pertama kali, ADP dalam kondisi tertutup selimut, mengenakan kaus dan celana pendek. Kamar kos korban juga terkunci dari dalam.

"Ada kunci manual dari dalam, kemudian ada kunci slot terkunci dari dalam, kemudian di pintu itu ada kunci yang ketiga, yaitu kunci akses yang dipegang korban,” kata dia.

“Di kawasan depan itu ada kunci lagi satu, yang dipegang oleh semua penghuni kos dan penjaga. Gerbang paling akhir di luar kos-kosan adalah kunci gembok yang ada gemboknya dipegang oleh korban,” tambahnya.

Tiga lapis kunci

Ade Ary juga mengungkapkan, ada tiga kunci untuk masuk ke kamar indekos ADP, yakni kunci manual dari dalam kamar, kemudian ada kunci slot terkunci dari dalam, kemudian kunci akses yang dipegang korban.

Untuk memasuki rumah indekos, terdapat satu gerbang yang berada di dekat pintu masuk toko vape atau rokok elektrik. Seluruh penghuni dan penjaga kos memiliki kunci pintu gerbang.  

“Gerbang paling akhir di luar kos-kosan (dan toko vape) adalah kunci gembok, yang ada gemboknya dipegang oleh korban,” ungkap dia.

Baca juga: Bantah Penyelidikan Kematian Diplomat Kemlu Terkendala, Kapolri: Kita Ingin Lebih Cermat Sementara, akses masuk ke kamar kos ADP ada dua, yakni melalui pintu dan jendela.

“Pertama pintu, itu dalam kondisi terkunci dari dalam. Kedua jendela, jendela juga ditemukan terkunci dari dalam,” tegas dia.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi menyita berbagai barang bukti, termasuk gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, pakaian, serta obat sakit kepala dan lambung. 

Meski demikian, belum diketahui pasti apakah obat-obatan tersebut berkaitan dengan penyebab kematian. 

Penyidik juga menemukan sidik jari korban pada permukaan lakban, namun hingga kini belum dapat dipastikan apakah lakban tersebut dililitkan sendiri atau oleh orang lain (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.