22 July 2025

Get In Touch

Trump Alami Insufisiensi Vena Kronis, Sudah 150.000 Orang di AS Alami Kasus Serupa

Donald Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis setelah mengalami pembengkakan (AFP)
Donald Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis setelah mengalami pembengkakan (AFP)

SURABAYA (Lentera) -Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis setelah mengalami pembengkakan di bagian kaki.

Kondisi ini dinyatakan tidak berbahaya namun umum dialami oleh lansia, terutama mereka yang berusia di atas 70 tahun.

Insufisiensi vena kronis dapat menyebabkan bengkak di pergelangan kaki atau tungkai, nyeri, kram, varises, hingga perubahan pada kulit.

Sekitar 150.000 orang di AS didiagnosis mengalami kondisi ini setiap tahunnya.

“Presiden menjalani pemeriksaan menyeluruh, termasuk studi vaskular diagnostik oleh Unit Medis Gedung Putih,” ujar Sekretaris Pers Karoline Leavitt, membacakan keterangan resmi dari dokter kepresidenan, Kapten Sean Barbabella, pada Kamis (17/7/2025).

Dalam suratnya, Barbabella menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan menggunakan USG Doppler pada kedua tungkai bawah menunjukkan adanya insufisiensi vena kronis, yakni gangguan sirkulasi darah akibat katup vena yang tidak bekerja optimal sehingga darah menggenang di pembuluh darah.

“Tidak ditemukan adanya tanda-tanda trombosis vena dalam (DVT) atau penyakit arteri,” tulis Barbabella.

Ia juga memastikan bahwa hasil tes laboratorium Trump berada dalam batas normal. 

“Tidak ada indikasi gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik lain yang teridentifikasi,” tambahnya.

Bukan masalah serius, tapi perlu diwaspadai

Dr. Jeremy Faust, asisten profesor pengobatan darurat di Harvard Medical School, menyebut kondisi yang dialami Trump sebagai “hal yang sangat umum dan tidak mengejutkan.”

“Ini bagian normal dari proses penuaan, apalagi jika seseorang masuk kategori kelebihan berat badan hingga obesitas seperti presiden,” ujarnya kepada CNN.

Namun, Faust juga menegaskan bahwa gejala seperti ini memang perlu diperiksa lebih lanjut untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi yang lebih serius.

Senada, dr Bernard Ashby, seorang ahli jantung, mengatakan bahwa insufisiensi vena kronis bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan lain seperti tekanan tinggi pada jantung atau gangguan tidur seperti sleep apnea.

“Meski diagnosisnya adalah kondisi yang jinak, penting untuk mencari tahu apa penyebabnya. Bisa jadi ada tekanan tinggi di jantung atau paru-paru yang berkontribusi terhadap kondisi ini,” jelas Ashby. 

Faktor risiko dan penanganan

Menurut dr Chris Pernell, usia lanjut, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan duduk atau berdiri terlalu lama adalah faktor-faktor utama penyebab insufisiensi vena kronis.

“Meski tidak mengancam nyawa, kondisi ini dapat melemahkan secara fisik,” ujarnya. Leavitt juga menyebutkan bahwa Trump “tidak mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan” akibat kondisi tersebut.

Ia juga menjelaskan munculnya memar di punggung tangan Trump, yang disebabkan oleh kebiasaan berjabat tangan serta penggunaan aspirin sebagai bagian dari protokol pencegahan penyakit jantung. Barbabella menegaskan,

“Ini adalah iritasi jaringan lunak ringan yang konsisten dengan penggunaan aspirin dan jabat tangan yang sering.”

Surat dari dokter kepresidenan itu ditutup dengan pernyataan bahwa “Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.” (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.