12 July 2025

Get In Touch

Kriminolog UI: Jika Isi Ponsel Diplomat Kemlu Terhapus, Bisa Jadi Ada Rekayasa

Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna (Kompas)
Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna (Kompas)

JAKARTA (Lentera) -Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, mendorong polisi untuk memeriksa ponsel milik ADP (ADP), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas di kamar kosnya.

"Jadi (periksa ponsel) sangat penting itu, kan bisa menjadi alat bukti, dan ponsel itu kan (benda) yang paling dekat jaraknya (dengan ADP)," ujar Haniva kepada Kompas.com, Jumat (11/7/2025).

Menurut Haniva, ponsel bisa menjadi kunci untuk mengungkap penyebab kematian ADP. Ia juga menilai, jika ponsel tidak bisa dibuka, pihak kepolisian harus mulai mencurigai adanya intervensi dari pihak lain.

"Kita harus curiga, apakah di ponselnya ternyata sudah terhapus semua, berarti kalo sudah terhapus semua, berarti ya semakin meyakinkan kalau ada pihak lain," ucap Haniva.

"Dan kalau hal itu terjadi, ini bisa merupakan rekayasa," lanjut dia.

Haniva menyangsikan ADP tewas karena bunuh diri. Ia menyebutkan, dalam banyak kasus bunuh diri, pelaku biasanya meninggalkan pesan tertentu.

"Kalau bunuh diri, biasanya seperti kasus lainnya, (ADP) meninggalkan sesuatu, atau meninggalkan pesan kepada siapa di ponselnya," ujarnya.

Ia meminta agar kepolisian bersikap transparan soal hasil pemeriksaan ponsel korban. "Juga mendorong agar keterbukaan hasil (dari) ponsel itu bagaimana, dan apakah ada indikasi kecurigaan," ungkap Haniva, mengutip dari Kompas.

Sebelumnya diberitakan, ADP ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).

Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepala ADP tampak terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian yang dikenakan korban.

Di dalam kamar juga ditemukan obat-obatan ringan, seperti obat sakit kepala dan obat lambung. Namun, belum ada indikasi bahwa obat tersebut berkaitan dengan penyebab kematian.

Polisi menemukan sidik jari korban di permukaan lakban yang melilit kepalanya. Namun, belum dapat dipastikan apakah lakban tersebut dipasang sendiri atau melibatkan pihak lain.

Dalam rekaman CCTV, tampak penjaga kos bersama seorang pria lainnya berusaha membuka paksa jendela dan pintu kamar yang terkunci dari dalam.

Polisi menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan tidak ada barang milik ADP yang hilang (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.