
SURABAYA (Lentera) -Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, dr. Akmarawita Kadir mengungkapkan, Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun tiga SMP baru pada tahun 2025, namun dua di antaranya tertunda karena masalah lahan.
Menurutnya, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditargetkan lima sekolah.
"Dalam RPJMD tahun 2025, itu tertulis bahwa setiap tahun kita harus membangun 5 SMP negeri," ungkap Akma ketika ditemui Lentera, Kamis (3/7/2025).
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, tahun ini seharusnya lima sekolah dibangun. Namun, dua di antaranya tidak dapat direalisasikan karena permasalahan lahan, salah satunya berada di kawasan Lidah, Surabaya Barat.
"Seharusnya tahun 2025 ini membangun lima. Tetapi karena ada dua SMP yang lahannya masih bermasalah, sehingga yang dibangun hanya tiga," jelasnya.
Adapun tiga lokasi pembangunan yang tetap berjalan berada di Medokan Ayu, Warugunung, dan Tambak Wedi. Nantinya, Komisi D DPRD Surabaya akan mengevaluasi kemungkinan alternatif untuk dua SMP yang tertunda. Salah satu opsinya adalah menjalin kerja sama dengan sekolah swasta.
"Misalnya nanti apakah Pemkot mau merekrut sekolah-sekolah swasta yang menengah ke bawah untuk dijadikan SMP negeri dengan pembiayaan dari pemerintah kota, atau merger, dan sebagainya, itu masih dalam proses pengkajian," tuturnya.
Akma meminta agar pembangunan tiga sekolah ini bisa selesai tahun ini agar pada tahun ajaran 2026 sudah dapat menerima murid baru.
Terkait anggaran, Akma membenarkan pernyataan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) bahwa total biaya untuk tiga SMP mencapai Rp20 miliar, atau sekitar Rp6,6 miliar untuk tiap sekolah.
"Targetnya, tahun 2025 ini selesai pembangunan, dan tahun ajaran baru 2026 sudah bisa beroperasi," tutupnya.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH