29 June 2025

Get In Touch

Presiden RI dan PM Malaysia Bahas Pengelolaan Perbatasan Ambalat hingga Masalah di Timur Tengah

PM Malaysia, Anwar Ibrahim, melakukan pertemuan dengan Presiden RI, Prabowo Subianto, di Istana Negara Jakarta, Jumat (27/6/2025)
PM Malaysia, Anwar Ibrahim, melakukan pertemuan dengan Presiden RI, Prabowo Subianto, di Istana Negara Jakarta, Jumat (27/6/2025)

JAKARTA (Lentera) - Presiden RI, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (27/6/2025). Dalam pertemuan itu membahas beberapa hal mulai dari pengelolaan wilayah perbatasan kedua negara di Ambalat, Laut Sulawesi atau Selat Makassar hingga permasalahan yang terjadi di Timur Tengah.

Terkait dengan perbatasan Ambalat, Pemerintah Indonesia dan Malaysia menyepakati mekanisme join development atau pengelolaan bersama untuk wilayah tersebut. 

"Contoh masalah Ambalat, kita sepakat bahwa kita sambil kita menyelesaikan masalah hukum, kita sudah ingin mulai dengan kerja sama ekonomi yang kita sebut join development," kata Prabowo dalam jumpa pers usai pertemuan terbatas dengan PM Malaysia, Anwar Ibrahim dalam kunjungannya ke Jakarta, Jumat (27/6/2025) dilansir CNNIndonesia.

Ambalat adalah blok laut luas mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah, Malaysia, dan Kalimantan Utara, Indonesia.

Prabowo mengatakan pemanfaatan laut di wilayah tersebut dikelola bersama antara Indonesia dan Malaysia. Sebab kedua negara memiliki tujuan yang sama untuk kepentingan masyarakat masing-masing.

"Apapun yang kita ketemu, di laut itu kita akan bersama-sama mengeksploitasinya. Jadi kita sepakat bahwa kita ini harus bekejra untuk kepentingan bangsa dan rakyat kita masing-masing," katanya.

Pada kesempatan yang sama, PM Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pembicaraan terkait wilayah perbatasan masih perlu dibahas lebih teknis. Oleh karenanya, hal itu akan ditindaklanjuti dalam pertemuan resmi kedua negara pada Juli mendatang.

Namun, dia menilai baik Malaysia maupun pemerintah Indonesia bersepakat agar masalah perbatasan harus segera disepakati. Sebab, jika tidak, akan memerlukan waktu hingga dua dekade ke depan.

Kemudian, Anwar Ibrahim juga menyatakan kesamaan sikap dengan Pemerintah Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan upaya menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah.

Dalam pernyataan bersamanya dengan Presiden Prabowo, Anwar menyampaikan kecaman atas aksi kekerasan dan genosida yang dilakukan Israel di Gaza, serta menyoroti pentingnya jalan menuju penyelesaian konflik.

"Isu Gaza, seperti yang saya tahu, kita mengecam keras kebiadaban Israel yang terus membantai dan menyebabkan genosida di Gaza," katanya dikutip antara.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Malaysia secara konsisten bersuara lantang menentang pelanggaran yang dilakukan Israel dan mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk hidup dalam negara yang merdeka dan berdaulat.

"Tapi, yang penting, seperti yang disinggung oleh Presiden, ada keinginan kita bersama untuk perdamaian tercapai, bukan saja di antara Iran dan Israel, tetapi seluruh Timur Tengah dengan jaminan hak rakyat Gaza dan Palestina sebagai satu negara yang bebas dan berdaulat," ujarnya.

Pada kesempatan sama, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan perlunya Indonesia dan Malaysia memiliki pandangan yang sejalan dalam mendukung upaya kolektif dunia untuk mendorong penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Gaza.

"Indonesia-Malaysia memandang perlu suatu upaya kolektif global untuk mendorong penyelesaian konflik secara damai," ucap Presiden Prabowo. (*)

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.