Pemkot Malang Salurkan Bantuan Sarpras Pertanian Senilai Hampir Rp1 Miliar untuk Puluhan Gapoktan

MALANG (Lentera) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyalurkan berbagai bantuan sarana dan prasarana (sarpras) pertanian senilai hampir Rp1 miliar, kepada puluhan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang tersebar di empat kecamatan. Bantuan ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang, juga bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian atas arahan Presiden Prabowo Subianto.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan bantuan tersebut merupakan bentuk perhatian pemerintah, terhadap ketahanan pangan di wilayah perkotaan.
"Alhamdulillah ini selain dari Pemkot Malang, ada juga perhatian dari Bapak Presiden terkait ketahanan pangan. Di sini kita berikan alat pemanen padi senilai Rp500 juta kepada petani di Tlogowaru," ujar Wahyu, ditemui usai menyerahkan bantuan, Senin (17/6/2025).
Selain bantuan dari pusat, Pemkot Malang juga menyalurkan sejumlah bantuan dari APBD melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan). Bantuan tersebut diberikan kepada Gapoktan di empat kecamatan, yakni Kedungkandang, Lowokwaru, Sukun, dan Blimbing.
"Ini bentuk perhatian Pemkot Malang untuk menjaga ketahanan pangan dan swasembada. Dengan adanya bantuan alat dan benih ini, kami targetkan produksi pertanian tetap terjaga di angka 15 ribu ton per tahun," imbuh Wahyu.
Wahyu optimistis target tersebut dapat dicapai. Meskipun Kota Malang merupakan wilayah perkotaan dengan lahan terbatas. Menurutnya, Pemkot Malang akan terus menjaga eksistensi lahan pertanian dan menegakkan regulasi terkait pencegahan alih fungsi lahan.
"Insyaallah, target 15 ribu ton itu bisa kita pertahankan. Kita gunakan bibit padi unggul dan jagung hibrida, dan kita juga punya regulasi untuk melindungi lahan pertanian yang masih tersisa," tegas Wahyu.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Dispangtan Kota Malang, luas sawah di Kota Malang mencapai 985 hektare, dengan 788 hektare di antaranya aktif ditanami padi. Luasan tersebut mampu menghasilkan sekitar 15 ribu ton padi kering panen setiap tahunnya.
Terpisah, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan merinci bantuan dari APBD meliputi berbagai alat dan perlengkapan pertanian. Mulai dari hand tractor roda dua, handsprayer elektrik, mulsa perak plastik, serta paddy mower untuk mempercepat proses panen padi.
"Selain itu, kami juga memberikan dua unit hammer mill untuk mengolah kotoran ternak dan limbah tanaman menjadi pupuk organik. Lalu ada benih padi sebanyak 5.500 kilogram dan benih jagung 330 kilogram untuk petani di empat kecamatan," kata Slamet.
Menurut Slamet, dengan adanya mesin combine harvester dari Presiden, proses panen padi di lahan empat hektare yang biasanya memakan waktu lebih dari 10 hari dengan tenaga manusia. Kini dapat diselesaikan hanya dalam dua hingga tiga jam.
"Ini sangat efisien. Bantuan-bantuan ini juga berasal dari usulan petani yang disampaikan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) di tingkat Gapoktan, kelurahan, hingga kecamatan," jelasnya.
Secara keseluruhan, Slamet menyebut ada sekitar 20 Gapoktan di empat kecamatan yang menerima bantuan. Slamet berharap, selain untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi kerja petani, bantuan ini juga dapat memperkuat semangat swasembada dan kemandirian pangan di tengah keterbatasan lahan pertanian di perkotaan.
"Totalnya keseluruhan dari APBD hampir Rp1 miliar. Ini nanti juga bisa digunakan antara gapoktan lintas wilayah di 4 kecamatan itu," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais