
SURABAYA (Lentera) - Empat mahasiswa Binus University Alam Sutera merasa prihatin melihat banyak balita yang kecanduan gadget. Dari rasa empati itu, mereka pun mengembangkan ide mainan berbentuk boneka interaktif yang bisa menjadi teman bermain dan berbicara bagi anak-anak.
Ide mengembangkan purwarupa boneka interaktif itu terwujud dan pada akhirnya bisa diperlihatkan ke publik berkat kompetisi Samsung Innovation Campus Batch 6 2024/2025, yang diselenggaran Samsung Indonesia. Purwarupa boneka interaktif itu diberi nama PawPal.
PawPal dikembangkan oleh empat mahasiswa ilmu komputer Binus University Alam Sutera, yang tergabung dalam tim Rarevolution. Mereka terdiri dari Angeline Rachel sebagai Product Manager, Anastashia Ellena Widjaja sebagai Frontend Developer, Adeline Charlotte Augustinne sebagai IoT Engineer, dan Rowen Nicholas sebagai Machine Learning Engineer.
Tim Rarevolution menyoroti soal besarnya durasi screen time smartphone orang Indonesia, yang mencapai 5,7 jam per hari, menurut riset Data.ai pada 2023. Data itu juga disumbang oleh durasi screen time pada anak.
Sejumlah riset telah mengungkapkan dampak negatif screen time yang terlalu panjang terhadap anak. Menatap layar yang lebih lama berkaitan dengan rendahnya fungsi konektivitas fungsional di area otak yang berkaitan dengan bahasa dan kontrol kognitif.
Upaya riset dan pengembangan para mahasiswa Binus terhadap PawPal ini, menjadi upaya alternatif solusi mendorong anak-anak untuk belajar dan bicara tanpa layar smartphone atau TV.
PawPal sendiri didesain sebagai boneka interaktif berbasis AI dan IoT. Di dalam boneka ini terdapat hardware mikrofon, komputer mini, dan speaker. Boneka mulai bekerja ketika unit mikrofon menangkap suara lawan bicara. Suara itu dikonversi ke teks, terus diproses oleh AI large language model (LLM) untuk mendapatkan respons jawaban berupa teks. Nah, teks itu kemudian dikonversi lagi ke suara yang dikeluarkan lewat speaker khusus.
Teknologi ini membuat PawPal memiliki sejumlah fitur, yaitu Talk to Me (bisa diajak bicara), Math Adventures (bisa diajak berhitung), Would You Rather (mana yang lebih disukai), dan Guess the Sound (tebak suara).
"Banyak sekali masyarakat yang resah karena anak-anak main gadget, dari pada benar-benar bermain. Jadi, kami membuat PawPal sebagai salah satu solusi alternatif biar anak-anak itu bisa bermain dan belajar tanpa layar," kata Adeline Charlotte Augustinne.
Saat ini, PawPal masih memanfaatkan LLM berbahasa Melayu, sehingga bahasa dan logatnya masih berbahasa Melayu. Rowen Nicholas, sebagai Machine Learning Engineer di tim ini, berencana memanfaatkan LLM berbahasa Indonesia agar bonekanya bisa memberi jawaban lebih natural ketika diajak bicara dalam bahasa Indonesia.
Tim Rarevolution merupakan tim terbaik kategori Universitas dalam kompetisi pelatihan talenta digital Samsung Innovation Campus Batch 6 2024/2025 (SIC 6). Pengumuman tim terbaik program ini digelar pada Rabu, (28/5/2025), setelah melalui proses seleksi yang dilakukan di setiap tahap-tahap pembelajaran, termasuk mentoring atau pembinaan langsung dari para ahli industri dan akademisi.
Posisi kedua yang terbaik pada SIC 6 kategori Universitas, diisi oleh tim IoTelligence dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dan posisi ketiga diisi oleh tim MasiBelajar dari Universitas Gadjah Mada (UGM). IoTelligence bikin sensor otomatis pendeteksi microsleep saat berkendara, sementara MasiBelajar bikin CCTV untuk bantu ibu kos memantau penghuni yang tidak keluar kamar selama berhari-hari.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber