19 May 2025

Get In Touch

Fenomena Curhat ke AI, Ini Kata Psikolog Ubaya

Hasil tangkap layar Curhat dengan ChatGPT.
Hasil tangkap layar Curhat dengan ChatGPT.

SURABAYA (Lentera) – Meningkatnya kemampuan Artificial Intelligence (AI) turut melahirkan fenomena baru, diantaranya masyarakat mulai memanfaatkan ChatGPT sebagai tempat mencurahkan isi hati.

Menanggapi fenomena tersebut, dosen Program Pendidikan Profesi Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya), Afinnisa Rasyida, M.Psi mengatakan ChatGPT dapat menjadi alat bantu dalam menjaga kesehatan mental, namun tidak bisa menggantikan peran tenaga profesional seperti psikolog.

“Masyarakat perlu memahami batasannya, ChatGPT bisa dimanfaatkan untuk membantu mengelola stres ringan, overthinking, diskusi ringan, atau refleksi diri. Tapi bukan untuk menangani kondisi serius yang mengganggu fungsi hidup, seperti depresi berat atau risiko bunuh diri,” ucapnya, Senin (19/5/2025).

Menurutnya, tren ini muncul karena masyarakat mencari dukungan emosional dengan akses yang mudah, murah, dan tanpa risiko sosial. Berdasarkan teori Help Seeking Behavior dalam psikologi, perilaku mencari bantuan dipengaruhi oleh faktor personal, sosial, dan struktural seperti rasa takut akan stigma, kendala biaya, atau keterbatasan layanan profesional di sekitar.

“Di sinilah ChatGPT muncul sebagai alternatif yang paling mudah dijangkau,” jelas dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi Ubaya ini.

Meski demikian, ia mengingatkan ChatGPT memiliki keterbatasan dalam memahami konteks secara mendalam dan tidak mampu memberikan penilaian maupun intervensi klinis yang akurat.

“Jawaban AI bersifat umum dan hanya memberikan ketenangan sesaat. Untuk kasus berat, tetap dibutuhkan penanganan dari profesional,” tegasnya.

Afinnisa juga menyarankan alternatif lain untuk menjaga kesehatan mental, seperti menulis jurnal secara terstruktur untuk mengenali pola emosi dan pemicu stres. Selain itu, masyarakat kini bisa memanfaatkan layanan psikologi daring berbasis teks maupun video call.

“Sudah banyak platform digital di Indonesia yang menyediakan layanan psikologi serta bantuan relaksasi. Kita juga bisa bergabung dengan komunitas support group sesuai dengan permasalahan yang dihadapi,” pungkasnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.