19 May 2025

Get In Touch

Waspadai Blue Light, Ancaman Bagi Kulit

Ilustrasi paparan blue light terhadap kulit (freepik)
Ilustrasi paparan blue light terhadap kulit (freepik)

SURABAYA (Lentera) - Selama ini, kita menganggap sinar matahari sebagai ancaman utama bagi kesehatan kulit. Kita pun sadar akan pentingnya sunscreen dan perlindungan terhadap sinar UV. Namun, bagaimana dengan paparan blue light? Apakah hanya sekadar cahaya dari layar gadget yang membuat mata lelah? Tentu tidak! Kenyataannya, dampaknya jauh lebih kompleks.

Blue light atau high-energy visible light (HEV) memang tidak menimbulkan rasa panas seperti sinar matahari. Namun, di balik kesan amannya, cahaya ini mampu menembus lapisan kulit lebih dalam dibandingkan sinar UVB, bahkan hampir setara dengan UVA. Artinya, paparan terus-menerus dari layar gadget bisa mempercepat tanda-tanda penuaan dan merusak struktur kulit—bahkan saat kamu hanya berada di dalam ruangan.

Apa Itu Blue Light?

Cahaya biru atau yang juga disebut sebagai High Energy Visible (HEV light) adalah bagian dari spektrum cahaya yang terlihat dan memiliki energi lebih besar daripada sinar UVA dan UVB. Sinar ini tidak hanya berasal dari paparan matahari, tetapi juga perangkat digital di sekitar kita. Contohnya saja televisi, laptop, komputer, smartphone , tablet, dan perangkat digital lainnya. 

Pada perangkat digital, sudah sangat jelas diketahui bahwa sinar ini mampu merusak mata, sehingga tidak disarankan untuk berlama-lama di depan gadget . Terutama di malam hari ketika semua lampu telah direduksi. Namun ternyata, bahaya blue light tidak hanya pada mata, melainkan juga pada kulit. Sinar ini mampu menembus lebih dalam ke dermis kulit karena energinya yang lebih besar. 

Paparan Blue Light Bisa Ditemukan di Mana-mana

Ketika menghindari paparan UVA dan UVB matahari dengan tetap berada di dalam ruangan, sayangnya tidak demikian dengan blue light . Bahaya cahaya biru tetap mengancam meskipun kamu tinggal di dalam ruangan tertutup seharian penuh. Ini karena sinar biru ini diproduksi juga oleh perangkat digital di sekitar kamu. 

Mengutip wawancara dengan Dr Murad, “ Menghabiskan empat hingga delapan jam kerja di depan komputer seolah-olah mendapatkan jumlah energi blue light yang sama dengan 20 menit di bawah sinar matahari siang hari .” Sebagai gambaran, tujuh menit paparan sinar matahari pada jam 1 siang cukup kuat untuk membuat kulit menjadi lebih gelap atau tanned . 

Bahaya Blue Light bagi Kesehatan Kulit

Bahaya blue light akan semakin cepat terasa jika kamu menghabiskan waktu sehari-hari duduk di depan laptop atau tiduran sambil utama smartphone . Berikut ini beberapa dampak buruk sinar biru yang harus diketahui. 

Mempercepat Munculnya Tanda Penuaan Dini

Kamu mungkin rajin menggunakan sunscreen saat ke luar rumah, tapi lupa kalau di depan laptop pun kulit tetap harus 'bekerja keras'. Paparan blue light dapat memicu stres oksidatif pada kulit, sehingga tubuh menghasilkan lebih banyak radikal bebas. Akibatnya, garis halus, keriput, dan kulit kusam bisa muncul lebih cepat dari yang kamu bayangkan.

Memicu Hiperpigmentasi dan Flek Hitam

Bagi kamu yang memiliki masalah flek hitam, paparan blue light dalam jangka panjang bisa memperburuk hiperpigmentasimu. Jadi, kalau kamu merasa kulitmu jadi tampak lebih kusam atau warna kulit tidak merata padahal tidak banyak terpapar matahari, bisa jadi ini efek dari terlalu lama menatap layar gadget.

Mengganggu Siklus Regenerasi Kulit

Kulit punya ritmenya sendiri dalam memperbaiki dan meregenerasi sel-sel yang rusak. Tapi terlalu sering terpapar blue light, terutama di malam hari, dapat mengganggu proses alami ini. 

Blue light dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang juga berperan dalam proses penyembuhan kulit saat kita tidur, sehingga membuat kulit jadi lebih rentan iritasi, muncul jerawat, bahkan terlihat lelah meskipun kamu sudah cukup tidur.

Meningkatkan Risiko Kulit Terpapar Radikal Bebas

Meskipun tampak tidak berbahaya, blue light termasuk ke dalam spektrum high-energy visible light (HEV) yang menghasilkan radikal bebas di permukaan kulit. 

Dalam jangka panjang, ini bisa menurunkan kualitas skin barrier dan membuat kulit lebih mudah mengalami peradangan, dehidrasi, hingga iritasi. Ini bisa jadi salah satu faktor penyebab mengapa kulit kamu bisa tetap bermasalah meskipun sudah menggunakan skincare secara rutin.

Terjadi Setiap Hari, Bahkan Saat Kamu di Rumah

Inilah yang membuat paparan blue light lebih tricky dibanding sinar UV. Kalau sinar matahari bisa dihindari dengan berteduh atau memakai sunscreen, paparan blue light jauh lebih konstan. 

Mulai dari scrolling media sosial, membaca berita, hingga kerja remote di depan laptop, semua aktivitas ini tanpa disadari menyumbang paparan HEV yang signifikan ke kulit.

Bisakah Dampak Negatifnya Dicegah? 

Para ahli berpendapat bahwa cara terbaik untuk mencegah kerusakan akibat paparan blue light adalah dengan mengurangi screen time. Namun, secara spesifik, dampak negatif blue light pada mata dapat dicegah dengan menggunakan pelindung layar elektronik, yang diproduksi khusus untuk meredupkan cahaya tersebut. Selain itu, jika sedang menelpon menggunakan smartphone, pastikan untuk menggunakan headset, agar ponsel tidak langsung menempel pada pipi atau wajah. 

Sementara itu, pencegahan kerusakan blue light pada kulit, dapat dilakukan melalui menerapkan perawatan kulit yang sesuai.

Salah satunya adalah menggunakan tabir surya pada wajah dan kulit tubuh yang tidak tertutup pakaian. Pastikan untuk menggunakan tabir surya dengan spektrum luas dan memiliki SPF minimal 30, yang memiliki kandungan zinc oksida atau titanium dioksida.

Itulah dampak blue light untuk kesehatan kulit dan mata yang perlu diketahui. Dampak negatif dari paparan cahaya tersebut dapat dicegah dengan berbagai cara.

Namun, jika kamu terlanjur merasakan tanda penuaan seperti kulit keriput akibat penggunaan gadget yang berlebihan, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis perawatan apa yang cocok untuk mengatasi gangguan pada kulit. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.