
Sidoarjo - Hasil Survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan 2,3 juta pelajar atau mahasiswa di Indonesia pernah mengonsumsi narkotika. Angka itu setara dengan 3,2 % dari populasi kelompok tersebut.
Kasatreskoba Polresta Sidoarjo AKP M. Indra Nadjib, mengatakan angka itu sangat besar dam harus menjadi peringatan bagi semua bahwa upaya penanganan permasalahan narkoba tidak cuma harus dilakukan secara masif tapi juga harus lebih agresif, khususnya bagi generasi yang lahir pada era milenium (tahun 2000 ke atas).
Untuk itu, dalam menyongsong hari kemerdekaan RI, Kasatreskoba Polresta Sidoarjo AKP M. Indra Nadjib, berpesan khusus pada para generasi milenial.
"Generasi milenial hari ini tidak lagi perlu mengangkat senjata dan turun ke medan perang untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan. Tapi ingat, ada satu perang yang sampai saat ini masih harus dihadapi oleh bangsa Indonesia, terutama generasi milenial, yaitu perang melawan narkoba," ujarnya saat dihubungi via telepon, Rabu (5/8/2020)
AKP Indra Nadjib juga mengatakan, Perang melawan narkoba ini harus disikapi dengan serius karena faktanya penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi milenial saat ini telah menjadi masalah global di banyak negara, termasuk Indonesia.
Menurutnya generasi millenial harus bisa menggelorakan semangat membara untuk menyadarkan seluruh komponen bangsa dalam membangun solidaritas sebagai upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang menjadi ancaman kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Pemerintah, melalui BNN sudah melakukan banyak cara dan upaya untuk memerangi narkoba dan membebaskan generasi muda Indonesia dari narkoba.
"Tapi ingat, pemerintah juga butuh dukungan masyarakat, termasuk para generasi milenial. Mari manfaatkan momentum semangat kemerdekaan negeri tercinta di bulan Agustus ini untuk lebih bersemangat dan pantang menyerah memerangi narkoba di Indonesia!" pungkasnya. (pin)