21 April 2025

Get In Touch

Selamat Berbahagia di Keabadian Prof. Cornelis Lay, Nasehatmu Selalu Terpatri

Selamat Berbahagia di Keabadian Prof. Cornelis Lay, Nasehatmu Selalu Terpatri
Oleh : Bambang DH,
Anggota Komisi III DPR RI
Fraksi PDI Perjuangan

Universitas Gadjah Mada (UGM) berduka hari ini Rabu(5/8/2020) dengan berpulangnya seorang guru besar UGM, Prof. Dr. Cornelis Lay,MA. pada usia 61 tahun. Tak hanya UGM, seluruh Indonesia terutama Soekarnois,kehilangan keluarga, sahabat, cendikiawan, panutan dan guru yang sangat rendahhati.

Salah satu hal yang paling mengendap di ingatan adalah saatProf.Cornelis marah besar. Kala itu ada kader PDI Surabaya statemen dan viralsaat itu “Kalau mau kaya masuklah partai politik."

Kemarahan Prof. Cornelis menjadi cambukan bagi saya pribadidan semoga juga bagi semua orang terutama para politikus. Partai politik adalahtempat mengabdi untuk masyarakat, bukan semata-mata mencari kekayaan. Politikitu soal bagaimana mengabdi, berjuang ikhlas dan dengan hati yang bersih untuk mensejahterakanrakyat. Nasehatnya bahkan semua kritikan menjadi salah satu pegangan saya dalamberpolitik.

Hal lain yang menjadikan saya yakin dan mengabdikan diri didunia politik adalah ucapan Prof. Cornelius Cornelis yang menjelaskan, bilaProklamator RI Soekarno menyebut ‘teori adalah tiada guna, tiada wujud,doelloos, jika tidak dipergunakan untuk mengabdi kepada praktiknya hidup.Buatlah ilmu berdwitunggal dengan amal’. Politik adalah salah satu jalanmenerapkan teori dengan praktik di lapangan. Jalan pengabdian yang langsungbisa menyentuh rakyat, mulai dari yang paling atas hingga rakyat terbawah.

Dilahirkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tanggal 6September 1959, Cornelis Lay meniti karier akademis yang cukup panjang. Iamemperoleh gelar Bachelor of Arts (B.A.) dari Jurusan Ilmu Pemerintahan(sekarang Jurusan Politik dan Pemerintahan) Fisipol UGM pada 1984. Cornelis Layadalah pengagum berat Ir. Soekarno. Maka, semasa menjadi mahasiswa di UGM, iajuga aktif dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Cornelis Laytercatat sebagai salah satu anggota tim ahli Persatuan Alumni (PA) GMNI.

Saya masih mengingat dalam pidato pengukuhannya sebagai GuruBesar Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Februari 2019 lalu, Prof.Cornelisberucap, “Untuk Mbak Megawati Soekarnoputri, alm. Mas TK (Taufik Kiemas), dantokoh-tokoh partai politik terutama dari PDI hingga generasi PDI Perjuangan,ucapan terima kasih saya haturkan untuk rangkaian pengalaman yang saya alamibersama.”

Persahabatan Megawati Soekarnoputri dan Cornelis Layterjalin karena Prof.Cornelis menempatkan diri sebagai pemikir-intelektual.Tanpa melibatkan diri dalam jabatan kekuasaan politik praktis. Ia lebih memilihberdedikasi, mengkritisi dan memberikan apresiasi terhadap setiap gagasan BungKarno dalam praktik politik Megawati Soekarnoputri.

Sumbangsihnya kepada negara secara langsung juga terekamsaat 2000-2004, suami dari Jeanne Cynthia Lay Lokollo ini ditunjuk menjadiKepala Biro Politik dan Pemerintahan Dalam Negeri di Kantor Wakil PresidenMegawati Soekarnoputri kala itu.

Ayah dari Dhiera Anarchy Rihi Lay dan Dhivana Anarsya RiaLay ini juga telah menghasilkan banyak sekali karya, baik berupa buku, tulisanilmiah atau hasil penelitian, maupun berbagai judul artikel yang dimuat dimedia massa.

Saya ingat Cornelis Lay mengungkapkan bahwa beraneka ragampredikat Bung Karno sering dipaparkan panjang lebar, mulai dari sebagaipolitisi dan negarawan, sebagai ideologi, pemikir sosial dan individu pecintawanita yang sangat ekspresif. Namun, sosok Bung Karno sebagai seorang humanisjustru jarang dibicarakan.

Demikian kuatnya gagasan humanisme Bung Karno bisa dirunut melalui hasil karya tulisan maupun tindakannya. Humanisme Soekarno ini bisa diuji, baik melalui pemikiran maupun di tingkat praktis.

Pada level pemikiran dan ideologi, tulisan-tulisan BungKarno sejak 1926 hingga awal 1960-an dengan jelas dipenuhi argumen-argumenhumanistik yang tidak saja kuat, tetapi sekaligus konsisten. Cornelismencontohkan tulisan Bung Karno di Harian Suluh Indonesia Muda, 1926."Buat saya, maka cinta saya pada tanah air itu, masuklah dalam cinta padasegala manusia. Saya ini seorang patriot, oleh karena saya manusia dan bercaramanusia. Saya tidak mengecualikan siapapun juga," tulis Bung Karno.

Tulisan ini terhimpun dalam buku Democratisation in the GlobalSouth: The Importance of Transformative Politics (2013) suntingan K. Stokke danO. Törnquist. Cornelis Lay, bersama Wawan Mas’udi, juga pernah bertindaksebagai editor untuk buku berjudul The Politics of Welfare: Contested WelfareRegimes in Indonesia yang diterbitkan pada 2018 lalu. Pada 2018 pula, tulisanCornelis Lay dengan judul “Hometown Volunteers: A Case Study of VolunteersOrganizations in Surakarta Supporting Joko Widodo’s Presidential Campaign”dimuat dalam Copenhagen Journal of Asian Studies.

Dalam kajian Prof.Cornelis, Bung Karno sejak awal percayabahwa humanisme merupakan bingkai nilai ideal yang bersifat universal yang bisamerangkum nasionalisme ke dalam kesatuannya dengan gerak peradaban. Bagi BungKarno, nasionalisme hanyalah dapat mencapai apa yang dimaksudkannya bilamanabersendikan asas-asas yang lebih suci.

Humanisme Bung Karno tidak hanya berhenti pada tataran pemikiran dan ideologi, tapi juga dalam tataran praktis. Hal ini sangat jelas telihat ketika Bung Karno harus melawan fatwa yang dikeluarkan MIAI (semacam majelis ulama bentukan Jepang). Fatwa itu melarang rakyat Indonesia menyumbangkan darah bagi rakyat Belanda yang menjadi korban perang dunia dengan alasan perang itu tidak direstui Tuhan.

Namun, dengan sangat berani Bung Karno melawan fatwatersebut dengan menganjurkan rakyat Indonesia menyumbangkan darahnya. Alasanyang dikemukakan Bung Karno, darah itu disumbangkan untuk menolong korbanperang, bukan membantu peperangan.

Guyon, kritik dan nasehat-nasehat beliau akan selaluterpatri. Beliau kontak terakhir tanggal 31 Juli menyampaikan ucapan Idul Adhadan semalam  aktif di WA grup hinggapukul 21.43 WIB.

Selamat jalan prof! Nasehatmu, kritikmu akan selalu menjadi catatan dengan garis bawah tebal. Akan selalu terpatri di hati. Selamat bahagia di keabadian. Tabik hormat dari Bambang DH.(*)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.