
MADIUN (Lenteratoday) -Aksi Pemberian aksi pemberian barang pribadi, seperti daster dan pakaian dalam perempuan, dalam penyampaian aspirasi dinilai Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Madiun tidak mencerminkan cara penyampaian pendapat yang beretika dan berpotensi merendahkan martabat perempuan.
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Madiun, Wahyu Sesar, mengatakan aspirasi adalah hak setiap warga negara yang dijamin oleh konstitusi, tetapi etika dan kesopanan dalam cara penyampaiannya juga penting.
“Pemberian barang-barang kebutuhan pribadi perempuan sebagai simbol protes tidak semestinya dilakukan. Kita harus menjaga harkat dan martabat perempuan serta menghormati satu sama lain dalam menyalurkan pendapat,” ujar Wahyu, Sabtu (26/10/2024).
Menurutnya, Bawaslu Kota Madiun berharap agar masyarakat dapat lebih bijak dalam mengekspresikan aspirasi mereka. Ia menambahkan bahwa menyampaikan kritik atau pendapat harus dilakukan dengan mempertimbangkan cara yang lebih konstruktif dan menghormati semua pihak.
Bawaslu Kota Madiun mengajak masyarakat berpartisipasi dalam demokrasi yang sehat dan positif. Diharapkan setiap aksi penyampaian pendapat bisa berdampak baik dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi kelompok lain.
Sebelumnya Massa yang menamakan diri sebagai forum masyarakat bersama, mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kota Madiun pada Jumat pagi (25/10/2024).
Budi Santoso koordinator aksi, menyapaikan kekesalannya terhadap kinerja penyelengara pemilihan kepala daerah (Pilkada). Dirinya menyinggung tentang penanganan pelanggaran yang terjadi dan tidak terselesaikan secara profesional serta menanyakan netralitas penyelengara Pilkada.
"Saya merupakan bentuk kekesalan saya, geregetan masyarakat, dalam hal ini kami bersama masyarakat yang lain yaitu forum masyarakat bersama. Sekali lagu geregetan atas kinerja para penyelengara pemilu yang ada di kota Madiun ini. Baik itu KPU maupun Bawaslu di kota Madiun ini," kata Budi.
Usai memberikan aspirasinya Forum masyarakat bersama memberikan hadiah dan diterima oleh ketua KPU. Berupa pedang plastik dan lipstick yang merupakan simbol supaya KPU menajamkan dirinya.
Sedangkan saat di kantor Bawaslu Kota Madiun Forum masyarakat bersama memberikan hadiah daster dan Bra beserta sayuran wortel.
“Kalau di Bawaslu tadi kami kasih daster dan bra. Supaya ini betul-betul menjadi lelaki tidak banci. Lalu wortel filosofinya seperti vitamin A, agar dalam pengawasan betul-betul jeli dan lebih awas dari sekarang kita beri vitamin," ucapnya.
Repoter : Wiwiet Eko Prasetyo|Editor: Arifin BH