13 April 2025

Get In Touch

Menyusul Tewasnya 6 Sandera di Gaza, Israel Dilanda Demo Besar-besaran

Kerabat dan pendukung para sandera yang ditawan oleh militan Palestina di Gaza selama serangan 7 Oktober, memegang plakat dan mengibarkan bendera nasional dalam sebuah demonstrasi yang menyerukan pembebasan mereka, di kota pesisir Israel, Tel Aviv, pada 27
Kerabat dan pendukung para sandera yang ditawan oleh militan Palestina di Gaza selama serangan 7 Oktober, memegang plakat dan mengibarkan bendera nasional dalam sebuah demonstrasi yang menyerukan pembebasan mereka, di kota pesisir Israel, Tel Aviv, pada 27

TEL AVIV (Lenteratoday) -Menyusul tewasnya enam sandera di Gaza, protes atau demo besar-besaran terjadi di Tel Aviv Israel, Minggu (1/9/2024).

Demo dilakukan karena keluarga sandera menilai pemerintah gagal dalam mengamankan kesepakatan gencatan senjata di Gaza untuk membebaskan tawanan Israel.

Sebagaimana diberitakan Reuters pada Senin (2/9/2024), massa yang diperkirakan oleh media Israel berjumlah hingga 500.000 orang berdemonstrasi di Yerusalem, Tel Aviv, dan kota-kota lain.

Mereka menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbuat lebih banyak untuk membawa pulang 101 sandera yang tersisa, sekitar sepertiganya diperkirakan oleh pejabat Israel telah meninggal.

Di Yerusalem, para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan dan berdemonstrasi di luar kediaman perdana menteri.

Dari rekaman udara menunjukkan jalan raya utama Tel Aviv dipenuhi dengan pengunjuk rasa yang memegang bendera dengan gambar para sandera yang terbunuh.

Rekaman televisi Israel menunjukkan polisi mengarahkan meriam air ke demonstran yang telah memblokir jalan. Media lokal melaporkan 29 penangkapan.

Para pemimpin buruh menyerukan pemogokan umum satu hari pada hari Senin ini.

Sebelumnya, Militer Israel mengumumkan penemuan jenazah dari sebuah terowongan di kota Rafah, Gaza selatan.

Yakni ketika kampanye vaksinasi polio dimulai di wilayah Palestina yang hancur akibat perang dan kekerasan berkobar di Tepi Barat yang diduduki.

Netanyahu menghadapi seruan yang semakin meningkat untuk mengakhiri perang selama hampir 11 bulan dengan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang tersisa.

Tetapi ia mengatakan Israel tidak akan beristirahat sampai menangkap mereka yang bertanggung jawab. "Siapa pun yang membunuh sandera tidak menginginkan kesepakatan," katanya.

Pejabat senior Hamas mengatakan bahwa Israel, dalam penolakannya untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata, harus disalahkan atas kematian tersebut.

"Netanyahu bertanggung jawab atas pembunuhan tahanan Israel," kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.

"Israel harus memilih antara Netanyahu dan kesepakatan itu," tegas dia, dikutip Kompas.

Sementara di tengah meningkatnya kemarahan publik, kepala federasi serikat pekerja Israel, Arnon Bar-David, pada Minggu menyerukan pemogokan umum pada hari Senin ini.

Demontrasi terbesar di Tel Aviv. Ribuan orang menuntut gencatan senjata dan pengunduran diri Netanyahu (NewsNow4USA)

Tujuannya untuk menekan pemerintah agar menandatangani kesepakatan, dan mengatakan bandara Ben Gurion, pusat transportasi udara utama Israel, akan ditutup mulai pukul 8 pagi.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang sering berselisih dengan Netanyahu, juga menyerukan kesepakatan.

Serta pemimpin oposisi sekaligus mantan Perdana Menteri Yair Lapid mendesak orang-orang untuk bergabung dalam demonstrasi di Tel Aviv.

Dalam upaya terakhir untuk menghentikan demonstrasi, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, anggota garis keras kabinet keamanan Israel, meminta jaksa agung untuk melarang pemogokan.

Namun Forum Keluarga Sandera meminta Netanyahu untuk bertanggung jawab dan menjelaskan apa yang menghambat kesepakatan.

Enam sandera yang dibawa pulang pada Minggu semuanya dibunuh dalam beberapa hari terakhir, setelah bertahan hidup selama hampir 11 bulan dari penyiksaan dan kelaparan di tahanan Hamas.

"Penundaan dalam penandatanganan kesepakatan telah menyebabkan kematian mereka dan banyak sandera lainnya," tutur dia.

Kantor Netanyahu mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan keluarga Lobanov, yang jasadnya termasuk di antara yang ditemukan, meminta maaf dan mengungkapkan duka yang mendalam.

Namun, keluarga Gat mengatakan mereka menolak untuk berbicara dengan perdana menteri dan malah meminta warga Israel untuk bergabung dalam protes.

"Turun ke jalan dan tutup negara sampai semua orang kembali. Mereka masih bisa diselamatkan," tulis sepupu Gat, Gil Dickmann, di X.

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.