19 April 2025

Get In Touch

Perubahan Transportasi Massal di Kota Malang, Nasib Sopir Angkot Jadi Pertimbangan Pemkot

Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso. (Santi/Lenteratoday)
Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sedang mempertimbangkan dua skema transportasi massal, untuk mengatasi kemacetan di perkotaan yakni Buy The Service (BTS) dan Automatic Rapid Transit (ART).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso memastikan nasib para sopir angkutan kota (angkot) dan unit angkot eksisting, akan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam proses pembahasan nantinya.

"Untuk penanganan kemacetan, salah satunya pasti harus membangun transportasi massal. Dengan harapan masyarakat mau menggunakan transportasi massal dan tidak menggunakan kendaraan pribadinya," ujar Erik saat dikonfirmasi, Jumat(21/6/2024).

Erik menjelaskan salah satu opsi yang dipertimbangkan yaitu BTS, yang dalam waktu dekat menurutnya akan diajukan kepada Kemenhub untuk mendapatkan dukungan pendanaan.

Selain BTS, sambung Erik skema ART yang sempat dibahas oleh Presiden RI, Joko Widodo dalam gelaran Asosiasi Pemerintah Kota se Indonesia (Apeksi) di Balikpapan juga dipertimbangkan sebagai pilihan yang telah diterapkan di kota-kota besar lainnya.

"Jadi untuk di Kota Malang, nanti akan kita lihat apakah ART atau BTS yang paling sesuai dengan kondisi di sini," lanjutnya.

Selain fokus pada peningkatan transportasi massal, Erik menyampaikan Pemkot Malang juga akan memberikan perhatian khusus pada nasib para sopir angkot dan unit angkot yang telah lama beroperasi di Malang.

Menurutnya angkot-angkot ini dapat berperan sebagai moda transportasi pengumpan atau feeder, yang menghubungkan dengan jalur-jalur utama atau backbone dari sistem transportasi massal yang baru diterapkan nantinya.

"Saat ini kan kami masih dalam tahap pematangan untuk konsep yang nanti akan diambil. Karena ini juga bagian dari pembangunan transportasi ke depan. Dimana membangun transportasi massal itu, gak mungkin dilakukan dalam waktu singkat. Pasti butuh waktu lama, persiapan matang juga," papar Erik.

Lebih lanjut, Erik menegaskan realisasi dari skema transportasi massal ini belum akan terjadi dalam waktu dekat. Erik juga menekankan, keputusan akhir akan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk aspek sosial dan ekonomi masyarakat.

Erik juga menuturkan konsep tersebut, saat ini masih dalam tahap pematangan. Menurutnya, setelah terpilih satu skema pasti yang akan diterapkan, Pemkot Malang akan segera melakukan sosialisasi kepada sopir angkot serta organisasi angkutan darat (Organda).

Diakhir, Erik menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif dalam mengembangkan transportasi massal di Malang, agar skema baru nantinya dapat diterima baik oleh masyarakat.

"Tidak hanya aspek teknis yang harus diperhatikan, tetapi juga bagaimana skema ini dapat diterima oleh masyarakat dan mengakomodasi kebutuhan mereka, termasuk para sopir angkot yang selama ini menjadi bagian dari sistem transportasi kota," pungkasnya.

Reporter:Santi Wahyu/Editor:Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.