
MALANG (Lenteratoday) - Memasuki triwulan kedua kepemimpinannya sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan sejumlah progres positif dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kota Malang.
Wahyu mengatakan, selama hampir 6 bulan kepemimpinannya, terjadi penurunan angka kemiskinan Kota Malang yang mendekati angka Kota Batu, daerah dengan tingkat kemiskinan terendah di Jawa Timur. Menurutnya, hal ini merupakan indikator penting keberhasilan upaya Pemerintah Kota Malang dalam mengurangi tingkat kemiskinan.
"Angka kemiskinan kita terus turun, meskipun memang tetap harus kita pantau, kita evaluasi. Tapi dari upaya-upaya yang sudah kita lakukan selama hampir 2 triwulan ini, angkanya sudah signifikan turun," ujar Wahyu, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (14/3/2024).
Tak hanya itu, Wahyu juga mengatakan adanya penurunan angka stunting yang cukup signifikan. Menurutnya, hal ini menandakan upaya Pemkot Malang dalam berkomitmen memperbaiki kondisi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau persentase angka stunting di Kota Malang turun hampir satu digit. Walaupun sedikit kan yang penting turun. Karena kalau akumulasinya kan satu tahun, nah ini 3 bulan pertama di 2024 ini alhamdulillah ada progres baik," tambahnya.
Di sisi lain, Wahyu juga menyoroti tantangan fluktuasi inflasi yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Namun, langkah-langkah strategis menurutnya telah diambil untuk menekan inflasi dan melindungi pendapatan masyarakat. "Kita terus berupaya untuk bisa menekan inflasi. Kemudian juga perekonomian kita sudah bisa naik, di awal 2024 ini juga perekonomian kita naik. Dan dengan menekan inflasi ini nanti juga akan berimbas ke pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Lebih lanjut, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, menunjukkan jumlah penduduk miskin di Kota Malang mengalami penurunan pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah total keseluruhan penduduk di Kota Malang pada tahun 2023 sebanyak 847.182 jiwa. Jumlah penduduk miskin di Kota Malang tahun 2023 tercatat sekitar 37,78 ribu orang atau 4,26 persen. Sedangkan di tahun 2022, berada pada angka 38,56 ribu orang atau 4,37 persen.
Menyambung dari pernyataan Pj Wahyu, Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, juga menyampaikan catatan kinerja ekonomi Kota Malang yang cukup positif. Menurutnya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Malang pada tahun 2023 mencapai angka yang signifikan, dengan sektor perdagangan dan industri pengolahan sebagai penyumbang terbesar.
"Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2023 sebesar 6,07 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 6,32 persen, yang berarti mengalami percepatan -0,25 persen poin. Sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan tertinggi, sementara sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang lebih rendah," ungkap Umar.
Berdasarkan data terkini, Umar juga menyatakan bahwa pada bulan Januari 2024, perekonomian Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,23 persen, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai penyumbang utama deflasi.
Sebagai informasi tambahan, berdasarkan data dalam Berita Resmi Statistik (BRS) Perkembangan Indeks Harga Konsumen Kota Malang Januari 2024, angka inflasi year on year (yoy) capaian Kota Malang sebesar 2,29 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Timur 2,47 persen dan nasional sebesar 2,57.
Reporter: Santi Wahyu