20 April 2025

Get In Touch

Sekitar 6 Ribu Orang di Kabupaten Malang Terindikasi Penyakit Jantung di 2023

Siswa SDN 1 Ngijo Karangploso, sebagai peserta skrining Penyakit Jantung Bawaan (PJB) di Kabupaten Malang, Kamis (2/1/2024). (Santi/Lenteratoday)
Siswa SDN 1 Ngijo Karangploso, sebagai peserta skrining Penyakit Jantung Bawaan (PJB) di Kabupaten Malang, Kamis (2/1/2024). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Sepanjang tahun 2023, tercatat sekitar 6 ribu warga Kabupaten Malang yang terindikasi memiliki potensi penyakit jantung. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus meningkatkan skrining Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak-anak usia Sekolah Dasar (SD).

Bupati Malang, Sanusi, mengatakan langkah ini bertujuan untuk mendeteksi sejak dini PJB pada anak, serta untuk mencegah penyakit jantung kronis. "Ini tadi program (skrining) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki), agar jantung kita tetap sehat itu sejak dini sudah harus diperiksa. Ada kelainan atau nggak. Kalau ada kelainan sejak dini sudah harus dilakukan tindakan. Sehingga tidak menunggu nanti ketika terjadi sakit atau kronis," ujar Bupati Sanusi, ditemui usai membuka kegiatan Pekan Kesadaran PJB di SDN 1 Ngijo, Karangploso, Kamis (1/2/2024).

Sanusi menambahkan, sekitar 6 ribu orang di Kabupaten Malang yang terindikasi mengidap penyakit jantung tersebut, terutama ditemukan pada kalangan warga lanjut usia (lansia). Menurutnya, data ini didapat dari hasil skrining menggunakan aplikasi Smart Heart, yang menunjukkan potensi serangan penyakit jantung pada individu tersebut.

"Nah itu yang memang sudah terdeteksi dan yang sudah berumur, sudah tua-tua. Karena dari skrining Smart Heart itu ada 6000 yang berpotensi terkena serangan penyakit jantung," tambahnya.

Oleh karena itu, Sanusi menekankan urgensi deteksi dini terhadap anak-anak usia Sekolah Dasar, dengan tujuan menghindari kasus penyakit jantung yang baru terdeteksi saat sudah mencapai tingkat kronis. Menurutnya, menjaga kesehatan jantung sejak dini merupakan langkah krusial, tidak hanya untuk menghindari kondisi parah, tetapi juga untuk memudahkan proses pengobatan, apabila ditemukan kelainan jantung pada anak.

"Jadi kita upayakan untuk menghindari kondisi yang sudah parah tapi baru diobati, jadi sejak dini ini sudah harus dijaga. Dan supaya pengobatannya juga lebih mudah. Lebih baik mencegah daripada harus mengobati," terang Sanusi.

Bupati Malang, Sanusi, saat membuka kegiatan Skrining Pemeriksaan Penyakit Jantung Bawaan pada anak usia SD di SDN 1 Ngijo Karangploso, Kamis (2/1/2024). (Santi/Lenteratoday)

Lebih lanjut, Sanusi menyampaikan sinergitas antara Perki dan Pemkab Malang akan terus berlanjut. Selain itu, komitmennya juga diperkuat dengan penyediaan pelayanan khusus jantung di RSUD Kepanjen. Diharapkannya, langkah ini mampu untuk memperkuat upaya penanggulangan penyakit jantung di tingkat Kabupaten Malang.

"Kan dari Kemenkes juga sudah mengarahkan ke sana (RSUD Kepanjen) untuk layanan pemeriksaan dan penanganan penyakit jantung. Kalau selama ini, temuan kasus PJB pada anak-anak pasti ada, tapi yang tahu lebih dalam informasi itu ya dari dokter di bagian jantung," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo menambahkan, penyakit jantung saat ini tidak hanya menghantui kelompok usia lanjut, melainkan juga mulai menyerang orang-orang usia muda. Dijelaskannya, dari 6 ribu orang yang terindikasi berpotensi memiliki penyakit jantung tersebut, prevalensi di Kabupaten Malang cenderung lebih tinggi menyerang pada laki-laki, terutama dalam rentang usia tertentu.

"Karena dalam kenyataannya, di Kabupaten Malang ini angka penyakit jantung itu yang laki-laki memang lebih banyak dibandingkan dengan yang wanita. 6 ribu itu kisaran saja. Usianya kisaran 40 tahun ke atas, 60-80 tahun itu. Jadi banyak orang yang terkena penyakit jantung di usia tersebut karena terjadi penyumbatan misalnya," ungkap Wiyanto.

Wiyanto menjelaskan, Dinkes Kabupaten Malang akan terus berupaya dalam menangani masalah penyakit jantung ini. Termasuk dengan melibatkan pemanfaatan aplikasi Smart Heart, yang telah diimplementasikan secara luas di seluruh kecamatan. Untuk mendeteksi penyakit jantung sejak dini, sebagai langkah proaktif dalam menjaga kesehatan jantung masyarakat Kabupaten Malang. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.