
Surabaya – Melihat kondisi penyebaran covid-19 di Jatim dan sebagian besar ada di Kota Surabaya yang terus mengalami peningkatan jumlah pasien covid-19, Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Jawa Timur meminta pada Pemprov Jatim atau dalam hal ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim untuk tetap melakukan intervensi juga percepatan pemutusan rantai penyebaran.
Irwan Setiawan, Ketua Umum DPW PKS Jatim, menandaskan supayaPemprov tidak begitu saja menyerahkan pengendalian pandemi kepada pemkab danpemkot, terutama di Surabaya Raya yang angka positif covid-19 memberikankontribusi 70% lebih.
Dia menegaskan bahwa pandemic covid-19 ini merupakan bencananasional, sehingga aturan pengendaliannya mengikuti pusat, sementara pemprov perupakanperpanjangan tangan pemerintah pusat.
“Maka harus intervensi. Sebab banyak hal yang tidak dimilikikewenangannya oleh pemerintah kabupaten/kota. Misalnya soal transportasibandara, pelabuhan, kereta api. Siapa yang berwenang? Juga soal industri dantenaga kerja. Siapa yang berwenang. Pemprov sebagai wakil pemerintah pusat.Maka intervensinya harus nyata di lapangan," jelasnya saat ditemui usaiRapat daring bersama pengurus DPW, Kamis (18/6/2020).
Irwan juga meminta pada Pemprov Jatim untuk mengerahkansegala daya upaya dalam memimpin semua stakeholder dan masyarakat agar di masatransisi ini bisa terjadi kelandaian kurva pandemi. Sehingga dalam waktu dekat,penyebaran covid-19 bisa segera diatasi.
Untuk pengendalian penyebaran covid-19 ini, Kang Irwan,panggilan akrabnya, menyebutkan setidaknya dua kunci utama agar terjadikelandaian kurva. Pertama, disiplin dalam pemberlakuan protokol kesehatan.
"Di masa transisi ini harus lebih ketat. Lakukankomunikasi dan sanksi yang jelas. Semua orang wajib memakai masker dan yang tidakmemakai langsung diberikan sanksi agar ada efek jera. Ini untuk melindungimasyarakat,” tandasnya.
Sanki juga harus diberikan pada semua pelaku ekonomi yang tidakmelaksanakan protokol. Mereka boleh buka usaha, tapi jika tidak patuh, makaakan ditutup lagi. “Sesederhana itu. Toh tidak berat juga melaksanakan protokolkesehatan ini. Hanya butuh kedisiplinan. Di sinilah sesungguhnya esensi newnormal itu," tambahnya Irwan.
Kunci kedua adalah kesiapan fasilitas kesehatan dalam menerimapasien covid-19. Baik PDP maupun pasien terkonfirmasi. Dia mengatakan bahwasaat ini hampir semua Rumah Sakit di Surabaya punya pasien covid-19 atau PDP.Bagaimana dukungan kepada mereka. APD, biaya operasional, koordinasi harian,harus disupport pemprov dan setiap hari dipantau. Jangan sampai kekuranganlogistik. Selain itu juga jangan sampai kebutuhan tenaga kesehatan tidakterpenuhi lalu mengakibatkan gugurnya mereka.
Disatu sisi, Irwan menyayangkan banyaknya warga terpaparcovid yang masuk RS dalam kondisi sudah parah. "Karena katanya RS penuh.Sehingga mereka isolasi di rumah. Padahal kalau sudah parah baru masuk RS, makakemungkinan sembuhnya malah lebih kecil," tuturnya.
Jika dua kunci ini dilaksanakan, tambahnya, maka situasipandemi akan lebih teratasi. "Masa transisi ini kan tujuannya turunnyapertambahan angka terpapar, dan naiknya kesembuhan pasien. Kalau dua hal initercapai, maka pandemi sudah lebih terkendali. Barulah setelah itu kita bisamasuk masa normal baru," ungkap mantan Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi ini.
Dalam kesempatan tersebut Irwan juga mengajak seluruhpengurus, kader, dan masyarakat untuk bahu membahu dengan menjaga diri,keluarga, dan lingkungan sekitar agar taat pada seluruh protokol covid-19."Dengan demikian kita sudah sangat membantu upaya penguranganpandemi," ujarnya.
Mengenai situasi masyarakat Jatim, Irwan menilai bahwa wargasebetulnya patuh dan bisa diarahkan. Tinggal bagaimana pemprov dan pemkab dan pemkotmemberikan edukasi yang disertai support langsung. Lalu ada penegakan sanksiyang adil misalnya terkait pemakaian masker. Jika tidak memakai masker saatkeluar rumah maka harus ada sanksi yang mendidik.
"Jangan masyarakat dihadapkan pada simalakama. Mau matikarena wabah atau mati karena tidak bisa makan. Tugas pemerintah menjaga agarwarga terhindar dari keduanya. Karena itu mesti dibimbing. Jangan dilepaskan.Bansos diteruskan sambil perlahan-lahan roda ekonomi digeliatkan kembali. Tetapi protokol kesehatan secara disiplinditerapkan. Kalau ini berhasil, baru kita bisa masuk masa normal baru,"pungkas Irwan. (ufi)