
MALANG (Lenteratoday) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, mengungkapkan tiga kelurahan yang berpotensi mencapai zero stunting pada 2024 mendatang. Hal tersebut didasarkan pada progres perkembangan menjanjikan terkait penurunan angka stunting yang signifikan, di 3 wilayah Kecamatan Klojen tersebut, yakni kelurahan Rampal Celaket, Samaan, dan Klojen.
"Dari total 181 balita di Rampal Celaket, hanya 4 yang terkategori stunting. Di Klojen, dari 139 balita, terdapat 13 kasus stunting. Sedangkan di kelurahan Samaan, dari 333 balita, masih terdapat 18 kasus stunting," ujar Husnul, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (14/12/2023).
Lebih lanjut, menurut Husnul, pemberian Program Makanan Tambahan (PMT) menjadi salah satu strategi utama yang dilakukan ketiga kelurahan tersebut, untuk menekan risiko stunting. Husnul juga menyampaikan pentingnya melakukan inovasi-inovasi bagi setiap kelurahan dan Puskesmas setempat, termasuk intervensi yang tepat sasaran bagi balita risiko stunting.
"Selain itu, dalam pemenuhan (gizi) nya itu juga harus diperhatikan. Apakah sudah sesuai atau belum. Kemudian perlu adanya dukungan dari beberapa stakeholder lainnya," sambung Husnul.
Dalam konteks ini, pengalaman sukses dari tiga kelurahan tersebut, diharapkannya mampu menjadi inspirasi bagi kelurahan lain di Kota Malang. Husnul juga mendorong agar kelurahan lain dapat mengadopsi praktik-praktik terbaik dan memperhatikan faktor intervensi yang tepat untuk mencapai Kota Malang zero stunting di 2030.
Di sisi lain, Husnul juga menyebutkan bahwa selama enam bulan terakhir di 2023 ini, data penurunan angka stunting di Kota Malang dinilai cukup fluktuatif. Di bulan Juni 2023, angka stunting di Kota Malang tercatat sebesar 9,65 persen, prevalensi tersebut terus mengalami penurunan di bulan Juli menjadi sebesar 9,29 persen, dan Agustus sebesar 9,09 persen.
Namun, pada September 2023, prevalensi stunting di Kota Malang naik menjadi 9,96 persen. Kendati demikian, angka stunting kembali dapat ditekan menjadi 9,73 persen di bulan Oktober, dan 9,58 persen di November 2023. "Jadi itu selama 6 bulan terakhir dan juga berkaitan dengan masuknya Pak Pj Wali Kota mulai Oktober sampai November ini. Yang rekapan Desember masih belum kita rekap, insyaallah nanti di awal Januari 2024," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati