
BALIKPAPAN (Lenteratoday) - Harga cabai makin ‘menggila’, sentuh Rp 120.000/Kg di Jakarta. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) mengawasi kenaikan harga komoditas tersebut.
“Ini betul-betul menjadi perhatian bagi kita dan saya juga pasti akan mengawasi betul daerah-daerah mana saja yang bisa mengendalikan, mana yang konsisten tidak bisa mengendalikan, ini menjadi bahan penilaian,” kata Tito dalam keterangannya di Balikpapan, Senin (4/12/2023).
Apalagi kenaikan tersebut diketahui terjadi di daerah yang relatif subur. Diperlukan gebrakan yang aktif dari kepala daerah agar harga cabai merah dapat terkendali.Dia meminta pengendalian harga cabai merah dapat dilakukan seperti pengendalian beras. Berkat kerja sama semua pihak, harga beras saat ini relatif terkendali.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, Tito mendorong daerah untuk berperan aktif dalam pengendalian harga dan tidak hanya mengandalkan kebijakan pemerintah pusat.Menurutnya, selama ini pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah melaksanakan berbagai macam intervensi untuk mengendalikan harga pangan.
Hal ini seperti penyaluran beras kepada keluarga penerima manfaat, upaya penanganan persoalan stunting, hingga menggelar gerakan pasar murah. Adapun pelaksanaan gerakan pasar murah ini berkolaborasi dengan sejumlah Pemda.
“Nah inilah yang saya minta tolong untuk rekan-rekan kepala daerah semua melakukan gerakan yang sama. Seluruh daerah (dapat) menggunakan anggaran reguler bansos maupun belanja tidak terduga, bisa juga menggandeng para pengusaha untuk melakukan gerakan pasar murah. Jadi jual sembako murah, dijual harganya subsidi. Ini juga dapat menekan inflasi,” imbuhnya.
Di samping itu, ia mendorong stakeholder seperti Bapanas, Kementerian Pertanian (Kementan), hingga Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk lebih fokus dan detail dalam memonitor ketersediaan komoditas pangan di daerah.
Bila diketahui terdapat daerah yang mengalami kelangkaan komoditas pangan, stakeholder itu didorong untuk mampu membantu upaya mobilisasi komoditas dari daerah yang memiliki stok pangan melimpah.
“Ini cara mengatasinya saya kira seperti itu. Kemudian tadi ada kegiatan namanya genius, gerakan edukasi beri pangan bergizi siswa dan juga ada dana dekonsentrasi yang baru terealisasi 85 M dari 145 M. Tadi sudah dijelaskan beberapa daerahnya. Kalau (anggarannya) tidak digunakan sayang,” pungkas Tito.
Mendag Minta Distribusi Disubsidi
Terpisah, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatkan untuk mengatasi harga cabai yang tinggi, Pemda diimbau memberi subsidi biaya pengiriman, sehingga harga bisa ditekan."Kita terus cari jalan agar cabai ini diatasi, karena akan berpengaruh terhadap infalsi, walau sebetulnya setiap Desember emang gitu. Jadi saya minta pemda ongkos angkutnya disubsidi oleh pemerintah daerah, sehingga bisa turun," ujar Zulhas, Senin (4/12/2023).
Diketahui, Zulhas mendapati harga cabai yang tinggi mencapai Rp 120 ribu. Hal itu ditemukannya usai melakukan pemantauan harga bahan pokok di Pasar Johar Baru, Jakarta.Mendag yang juga Ketua Umum PAN tersebut membandingkan harga cabai di Pasar Baru Gresik, Jawa Timur, yang lebih rendah karena dekat dengan lokasi pertaniannya. Sementara di Pasar Johar Baru jauh sehingga ada tambahan biaya pengiriman.
Selain Cabai, Zulhas menemukan harga bahan pokok lainnya stabil, yaitu telur Rp 29 ribu dan ayam Rp 35 ribu."Cabai Rp 100 ribu-Rp 120 per kg. Telur Rp 28 ribu-Rp 29 ribu, masih menjadi apa yang ketentuan kita. Sebetulnya Rp 28 ribu-Rp 29 ribu harga patokan, kalau Rp 26 ribu, petelur rugi," ujar Zulhas.
"Ayam juga kalau Rp 32 ribu itu rugi. Jadi semua masih stabil, beras juga stabil tapi tinggi," jelasnya.
Sebagai informasi, Zulhas sebelumnya juga melakukan pemantauan harga bahan pokok di sejumlah pasar di Indonesia, mulai dari Gresik, Bogor, hingga Jakarta. Pemantan dilakukan untuk melihat stabilitas harga bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru.
Reporter:dya,ant|Editor:widyawati