24 April 2025

Get In Touch

Mentan Targetkan Peningkatan Produksi Beras Nasional

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat tanam padi di Tuban, Kamis (23/11/2023).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat tanam padi di Tuban, Kamis (23/11/2023).

TUBAN (Lenteratoday) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mentargetkan adanya peningkatan produksi beras Nasional pada masa tanam I yaitu Oktober 2023 – Maret 2024. Untuk mencapai target itu, maka dia menyerukan Gerakan Tanam Culik pada Masa Tanam.

"Ini namanya 'tanam culik'. Artinya selesai panen, langsung kita tanam. Ini tujuannya untuk meningkatkan produksi dan menekan importasi," kata Amran saat melakukan panen dan tanam padi di Desa Ngadipuro dan Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang Kabupaten Tuban, jawa Timur, Kamis (23/11/2023).

Gerakan panen dilakukan di lahan 77 hektare dengan produksi rata-rata 7,5 sampai 8 ton/hektare. Sementara itu, gerakan tanam dilakukan di lahan seluas 388 hektare. Dalam kegiatan kali ini Mentan Amran, Gubernur Jawa Timur, Bupati serta petani Tuban menanam padi varietas Inpari 32. "Yang kita tanam hari ini Insya Allah akan kita panen pada bulan kedua 2024, Februari," ujar  Amran.

Rencananya petani di Kecamatan Widang menanam padi di lahan 3.750 hektare pada bulan November dan 3.250 hektare pada bulan Desember. Petani di Kabupaten Tuban juga akan menanam padi di lahan 7.000 hektare pada bulan November dan 12.000 hektare di bulan Desember.

Amran mengapresiasi kerja keras petani di Kabupaten Tuban yang secara konsisten telah membantu meningkatkan stok cadangan beras nasional. "Nomor 1 penyuplai beras di Indonesia, surplus. Nomor 1 penyuplai jagung di Indonesia. Kita bisa menyuplai pangan Indonesia dari Tuban," tuturnya.

"Ini pangan harus kita jaga. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Saya yakin kita bisa tingkatkan produksi dengan kebersamaan kita semua," tambah Amran.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh petani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan pemerintah untuk bersama-sama membangun pertanian Jatim dan Indonesia lebih baik lagi. Hal ini bukan tanpa sebab lantaran Jawa Timur adalah provinsi dengan produksi padi dan beras tertinggi di Indonesia.

"Dengan semangat mewujudkan kedaulatan pangan nasional, mari kita bangun bersama-sama pertanian di Jawa Timur dan Indonesia untuk menjadi lebih baik," kata Gubernur Khofifah.

Ia menjelaskan saat ini Jawa Timur mampu menyuplai hampir 80 persen kebutuhan pangan ke 16 provinsi yang ada di Indonesia Timur. Dimana, secara year-on-year September 2022/2023 Jawa Timur surplus 9,23%. Dan selama 4 tahun berturut-turut sejak 2020 sampai dengan 2023 Jatim juga merupakan produsen Padi tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia.

"Berdasarkan Angka Sementara BPS, tahun 2023 ini Jawa Timur mempertahankan posisinya sebagai penghasil padi terbesar nasional dengan produksi sebesar 9,59 juta ton GKG, dan memiliki kontribusi sebesar 17,89% terhadap produksi padi nasional. Dan ini sudah empat tahun berturut-turut dari 2020," terangnya.

Orang nomor satu di Jatim ini mengatakan berbagai capaian Jawa Timur di sektor pertanian adalah buah dari sinergitas seluruh tim. Mulai dari petani, gabungan kelompok tani, penyuluh pertanian, pemerintah daerah setempat juga koordinasi dengan Kementerian Pertanian.

"Sinergitas luar biasa, PPL nya luar biasa, sampai bupatinya luar biasa dan tentu PPL yang punya peran untuk bisa melakukan pendampingan dan memberikan guidance kepada para petani kapan percepatan musim tanam," katanya.

Secara khusus Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa Kabupaten Tuban memiliki inovasi yang luar biasa terkait uji coba pupuk dengan komposisi pupuk organik lebih maksimal. Petani di Tuban adalah gambaran petani di Jawa Timur yang tangguh. Ia mengungkapkan bahwa di beberapa titik perbandingan penggunaan pupuk organik dan kimia sudah 4 banding 1.

"Jadi 20% saja pupuk kimia, 80% sudah pupuk organik dengan posisi seperti itu produksinya bisa mencapai 9 ton per ha bahkan sempat 12 ton per ha. Itu artinya operasional cost juga berkurang tapi produktivitasnya meningkat," ucapnya.

"Ini keren sekali bisa dijadikan referensi tidak hanya di Kabupaten Tuban tapi juga di daerah lain di Indonesia," imbuhnya.

Selain itu, Gubernur Khofifah juga menyinggung tentang lelang pasca panen yang dilakukan di lahan panen di Kabupaten Tuban. Menurutnya hal ini akan berdampak positif pada harga GKP.

"Menurut saya yang sangat advance adalah lelang pasca panen, jadi GKP itu langsung di lelang dan itu saya saksikan sendiri dua minggu lalu di Rengel tadi saya sampaikan ke Pak Menteri Pertanian Bagaimana lelang GKP di lahan area-area yang dekat dengan lahan panen keren sekali," ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa untuk mengatasi kekeringan perlu dilakukan pemetaan terkait kebutuhan rumah pompa sehingga bisa mengantisipasi mundurnya masa tanam akibat kekeringan. Ia mengatakan telah melakukan diskusi bersama Menteri Pertanian terkait kebutuhan rumah pompa.

"Jadi bukan hanya pompa air, tapi rumah pompa karena ini sustainability harus lebih terjaga," pungkasnya.

Di sisi lain, Gubernur Khofifah juga menyampaikan, giat percepatan tanam akan didorong ke seluruh wilayah Jawa Timur. Upaya ini sangat tepat mengingat kondisi pangan dunia membutuhkan perhatian khusus karena dampak El Nino. Gerakan percepatan tanam ini sangat penting untuk menjaga agar produksi tersedia bagi masyarakat Jawa Timur dan juga untuk menopang provinsi-provinsi lain di luar Jawa Timur.

“Hadirnya Bapak Menteri Pertanian dan seluruh jajarannya di Jawa Timur akan melakukan upaya khusus guna mengakselerasi peningkatan produksi padi dan jagung dan kita dukung penuh. Kita semua tidak bisa berjalan sendiri, dan perlu melakukan kolaborasi dan menjalankan aksi bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan," jelas Gubernur Khofifah. (*)

Reporter : Lutfi/rls/antara | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.