20 April 2025

Get In Touch

Melihat Kesiapan Kabupaten Pasuruan Menuju New Normal, Ponpes Siap Buka Bertahap, Warga Diminta Makin Disiplin

Melihat Kesiapan Kabupaten Pasuruan Menuju New Normal, Ponpes Siap Buka Bertahap, Warga Diminta Makin Disiplin

Pasuruan- Pemkab Pasuruan terus menyiapkan wilayahnya memasuki era new normal. Salah satu kendala yang harus dihadapi dalam penyambutan new normal adalah kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya menyatakan syarat menuju new normal adalah kesembuhan meningkat hingga masyarakat harus disiplin“Selain covid-19 menurun, juga tingkat kesembuhan harus naik. Selanjutnya sarana dan prasarana harus disiapkan pemerintah serta disiplin masyarakat,” ujar Anang Saiful Wijaya, Minggu (7/6). Untuk mendukung itu, Pemkab Pasuruan terus melakukan pemenuhan, seperti menyebarkan 2,5 juta masker ke warga.
Pemkab Pasuruan juga telah membuat program desa tangguh atau desa kebal Covid-19. Hal itu supaya masyarakat semakin berdisiplin.“Desa kebal Covid-19, supaya masyarakat mempunyai kesadaran dan kemampuan pencegahan virus corona. RT dan RW sebagai garda terdepan harus punya kepedulian,” urainya.Rencananya, setiap kecamatan akan mendirikan dua desa kebal covid-19. Di desa itu juga disiapkan satgas kesehatan, satgas keamanan hingga satgas sosial ekonomi.
Tak hanya itu, secara bertahap dunia Pendidikan di kalangan Pondok Pesantren (Ponpes) Kab. Pasuruan juga akan segera dibuka. Hampir seluruh pondok pesantren, kini sudah bersiap untuk menyambut para santri maupun santriwati yang dua bulan lebih tak lagi mondok.
Ponpes KH A Wahid Hasyim Bangil misalnya telah menyiapakan scenario kembalinya sekitar 700 santriwati. Gus Wildan, Pimpinan PP KHA Wahid Hasyim Bangil mengatakan, para santriwati akan kembali ke pondok dalam 5 gelombang. Jadwal akan dimulai pada 27 juni mendatang. Kemudian secara berurutan dilanjutkan pada 28 Juni serta 1 Juli, 2 Juli, 4 dan 5 Juli 2020.
Pengaturan jadwal tersebut bertujuan untuk mengurangi antrean dan membludaknya jumlah santri yang mengakibatkan kerumunan.“Kita tidak ingin ada banyak kerumunan. Kalaupun santrinya diantar orang tuanya, maka yang turun hanya santrinya saja. Orang tua tetap berada dalam kendaraan. Ini berlaku untuk santri lama. Tapi kalau santri baru, maka orang tua harus sowan dulu ke Pengasuh,” kata Gus Wildan, di sela-sela kesibukannya, Senin (08/06).
Ia menjelaskan, selama lima hari, para santri akan diawasi. Mulai dari barang bawaan hingga kondisi kesehatan para santri itu sendiri. Pengawasan itu akan melibatkan Satgas Pesantren yang terdiri dari internal pondok dan diback up oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Bangil.
“Pengawasan ini kami lakukan untuk mencegah perluasan penyebaran Covid-19 di ponpes. Kami tidak boleh gegabah, jadi harus betul-betul memastikan semuanya dalam keadaan baik-baik saja,” imbuhnya.
Lebih lanjut Gus Wildan menegaskan sampai saat ini, dirinya sudah mendapatkan informasi kondisi santriwatinya dalam keadaan bebas Covid-19. Meski begitu, pihaknya tetap akan melaksanakan seluruh protokol kesehatan. Termasuk melakukan rapid tes pada santriwati, hingga mempersiapkan ruang periksa santri dan ruang isolasi khusus apabila ditemukan santriwati yang memiliki gejala mirip Covid-19.
“Setiap santri harus bawa masker minimal lima buah buat gantian. Juga alat makan dan mandi sendiri yang diberi nama. Pokoknya setiap hari, ketika sudah efektif mondok, ketua kamar wajib melaporkan kondisi anak kamarnya jam 9 malam. Kalau ada yang mencurigakan, maka kita tempatkan di ruang isolasi,” tegasnya

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.