20 April 2025

Get In Touch

Terkait Proyek Alun-alun Rp 2,7 M, DPRD Kota Blitar Ingatkan Dampak Kotoran Blekok

Proyek pembangunan Alun-alun Kota Blitar di sisi selatan sebelah timur. (Insert) Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Blitar, Ridho Handoko
Proyek pembangunan Alun-alun Kota Blitar di sisi selatan sebelah timur. (Insert) Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Blitar, Ridho Handoko

BLITAR (Lenteratoday) - Proyek mempercantik Alun-alun Kota Blitar dengan anggaran Rp 2,7 miliar mendapat masukan dari para wakil rakyat. DPRD Kota Blitar mengingatkan Pemkot tentang masih adanya dampak kotoran burung blekok (kuntul) di sekitar lokasi.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Blitar, Ridho Handoko ketika ditanya mengenai proyek pembangunan Tahap 1 Alun-alun Kota Blitar. "Memang ada beberapa hal yang menjadi perhatian dari dewan, terkait proyek tersebut," ujar Ridho, Senin(2/10/2023).

Beberapa hal tersebut lebih lanjut dijelaskan politisi dari Partai Demokrat ini diantaranya, dampak kotoran burung blekok yang banyak bersarang di pohon beringin Alun-alun Kota Blitar terutama di sisi selatan sebelah timur. "Meskipun sudah ada upaya untuk membersihkan secara rutin dan memindahkan burung blekok ke sisi utara, dengan menggunakan suara tapi masih banyak kotorannya," jelasnya.

Dengan kondisi ini Ridho mengaku ragu, apakah nanti keberadaan taman bermain anak dan lansia yang dibangun bisa berfungsi maksimal. "Karena saat ini, PKL yang ada di sebelah timur juga masih terganggu dengan kotoran blekok tersebut. Kemudian area keramik di sebelah selatan dan alat olah raga yang sudah ada, juga sepi jarang digunakan akibat banyaknya kotoran blekok," tandas pria yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kota Blitar.

Selain kotoran burung blekok yang baunya cukup menyengat, juga menyebabkan jalan menjadi licin dan berbahaya bagi pengguna jalan. Waktu untuk pengerjaan proyek yang hanya 90 hari, sejak September sampai 19 Desember 2023 juga menjadi perhatian dewan. "Apa bisa maksimal dan selesai tepat waktu, karena hanya dikerjakan 90 hari. Karena kalau tidak maksimal dan tidak terserap 100 persen, kan eman-eman," papar Ridho.

Meskipun diakui Ridho sudah ada kajian terkait pembangunan fasilitas Alun-alun Kota Blitar tahap 1 di sisi selatan berupa Monumen Titik Nol, Ruang Ekspresi di sebelah barat. Kemudian taman bermain anak dan lansia, serta tulisan Alun-alun Blitar Bumi Bung Karno di sebelah timur. "Sudah ada kajiannya sejak 2 tahun lalu, tapi karena ada Covid-19 tertunda pembangunannya dan bisa terlaksana tahun 2023 ini," terangnya.

Ditambahkan Ridho keraguan ini bukan tanpa alasan, karena adanya keputusan yang berubah-ubah terkait pemanfaatan lokasi di sekeliling Alun-alun Kota Blitar tersebut. Seperti penggunaan Alun-alun sebelah timur yang kini digunakan untuk Pujasera PKL, awalnya untuk lahan parkir. "Kemudian berubah lagi, bawah parkir atas pujasera. Ternyata akhirnya hanya untuk PKL, alasannya untuk menampung PKL depan Pendopo Kabupaten Blitar yang ada di sebelah utara. Termasuk rencana pembangunan jembatan kaca, juga tidak jadi dilaksanakan meskipun sudah ada beberapa perusahaan yang berminat," imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Pemkot Blitar menggelontorkan anggaran Rp 2,7 miliar, untuk mempercantik Alun-alun Kota Blitar sisi selatan pada 2023 ini. Pada 2019-2020 lalu, Pemkot Blitar juga sudah menggelontorkan dana sekitar Rp 4 miliar, untuk pembangunan jogging track, pagar dan Taman Jas Merah. Namun terlihat tidak bisa berfungsi maksimal, karena dampak kotoran burung blekok yang mengganggu warga pengguna fasilitas di alun-alun.

Masalah kotoran burung blekok sebelumnya sempat ramai dan viral, saat penataan PKL disekitar Alun-alun Kota Blitar pada awal 2023 lalu. Karena keberadaan burung blekok yang sudah ada sejak dahulu, tidak mungkin dihilangkan. Sekaligus sebagai salah satu indikator kondisi udara di Kota Blitar masih bersih dan sehat. Bahkan pihak Pemkot Blitar berjanji, tidak akan menghilangkan atau membunuh burung blekok tersebut.

Reporter: arief sukaputra|Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.