21 April 2025

Get In Touch

Soal Masa Jabatan Kades Jadi 9 Tahun, Wamendes Paiman Sebut akan Koordinasi Dulu

Paiman Raharjo saat dilantik menjadi Rektor Universitas Moestopo (dok Moestopo)
Paiman Raharjo saat dilantik menjadi Rektor Universitas Moestopo (dok Moestopo)

JAKARTA (Lenteratoday)-Paiman Raharjo resmi dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) di Istana Negara, Senin (17/7/2023). Usai dilantik, Paiman buka suara terkait sejumlah isu yang jadi fokus di Kemendes, salah satunya soal 9 tahun masa jabatan kepala desa.

"Karena memang saya kan sebagai pembantu, wakilnya Pak Menteri sehingga saya akan koordinasikan dulu ya," kata Paiman.

Saat ini Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar, ungkap Paiman, sedang berada di luar negeri. Meski demikian, Paiman mengaku sebelumnya ia sempat mengobrol dengan wamendes sebelumnya, Budi Arie Setiadi, yang kini jadi Menkominfo.

"Kalau Pak Budi, kebetulan sahabat, sering ngopi-ngopi ya, kemudian juga ngobrol. Kemarin Sabtu kita juga komunikasi. Tentu kita harus sinergi melakukan apa yang sudah dia lakukan," kata Paiman.

Badan Legislasi DPR sebelumnya telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Kedua UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi RUU usulan inisiatif DPR. Salah satu isu penting dalam RUU Desa adalah masa jabatan kepala desa dari 6 tahun jadi 9 tahun untuk dua periode.

"Yang paling krusial itu terkait dengan masa jabatan kepala desa itu sebenarnya tidak ada penambahan masa jabatan. Kalau di Undang-Undang No 6/2014 itu, masa jabatan kepala desa 6 tahun bisa 3 periode. Sementara revisi UU baru ini, 9 tahun kali 2 periode. Sama 18 tahun, cuma periodesasinya kita ubah," ujar Awiek

Namun di sisi lain, ada pihak yang menilai bila kades menjabat 9 tahun akan rawan dan dekat dengan praktik korupsi.

Pernah Jadi Tukang Sapu

Paiman Raharjo, pria yang lahir di Klaten, 15 Juni 1967 silam, itu mengawali kariernya di Ibu Kota pada tahun 1985 silam. Saat itu, ia yang hanya berbekal ijazah SMP bekerja di Yayasan Gembala Baik di Jakarta Timur sebagai tukang sapu dan tukang kebun.

Selama menjadi tukang sapu itulah semangat Paiman untuk mengubah hidup semakin membara. Setelah mengantongi izin dari tempatnya bekerja, Paiman melanjutkan sekolah di STM Budhaya Matraman Jakarta Timur. Setelah lulus, Paiman diangkat menjadi satpam di Yayasan Gembala Baik.

Paiman selalu memilih shift malam agar siang harinya ia bisa melanjutkan kuliah di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) di program studi Ilmu Administrasi Negara.

Tak sampai di situ, Paiman melanjutkan studinya hingga tingkat magister dan lulus pada tahun 1997. Setelah itu ia diterima menjadi dosen di almamaternya, dan menjadi dosen tetap pada 1999. Tahun 2012, Paiman lulus dari program doktoral di Universitas Padjajaran, Bandung.

Paiman juga pernah menjadi mantan Tenaga Ahli Baleg DPI RI pada tahun 2003. Paiman juga sempat menjadi konsultan di Kementerian Koordinasi Polkam RI dan Kementerian Sosial RI.

Di sisi lain, karier Paiman di bidang pendidikan semakin moncer. Setelah menjadi dosen, Paiman juga menjadi Wakil Dekan FISIP, Sekretaris Program Pascasarjana, Direktur Program Pascasarjana, hingga yang terakhir menjadi Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta.

Di sela-sela mengajar, Paiman juga membuka beragam usaha. Mulai dari percetakan, foto kopi, restoran, biro travel, kost-kostan, properti, dan sejumlah bisnis lainnya. Di dunia politik, pada Pilpres 2019 silam, Paiman menjadi Ketua Umum Relawan Sedulur Jokowi.

Pada tahun 2021 lalu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Paiman diangkat sebagai komisaris independen. Namun ia sudah menjadi komisaris PGN sejak 2015 lalu.

Selain itu, Paiman juga tercatat pernah menjadi Komisaris PT Food Station Tjipinang Jaya yang merupakan perusahaan distributor beras milik Pemprov DKI. Jabatan itu ia pegang sejak tahun 2013 silam.(*)

Reporter:dya,rls/Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.