BANYUWANGI (Lenteratoday)- Ritual atau tradisi turun temurun adat Seblang Bakungan kembali digelar terbuka seperti biasa untuk masyarakat umum. Tradisi Seblang Bakungan adalah rangkaian tarian yang dibawakan wanita paruh baya dalam kondisi trance atau semacam kesurupan. Uniknya, penari adalah orang yang sudah tua dan diyakini telah menopause.
Ritual Seblang Bakungan, menurut Ketua Adat Seblang Bakungan Heri Purwoko, tahun ini penari baru akan ditampilkan. "Beliau masih satu garis keturunan dengan Mbah Supani. Kami juga sudah melakukan beberapa ritual agar penari dan kegiatan bisa berjalan lancar hingga selesai," terang Heri Purwoko, Minggu (9/7/2023). Tradisi seblang ini menjadi saya tarik wisata tersendiri bagi sejumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang kebetulan berwisata di Banyuwangi.
Dia juga menerangkan rangkaian ritual sore hari lalu yang dilakoni masyarakat dan penari seblang tersebut yakni ziarah ke makam Seblang Witri yang terletak disekitar depan Hotel Aston Banyuwangi. Selanjutnya ritual menuju sumber mata air Penawar di daerah Watu Ulo, Banyuwangi.
Setelah sholat magrib, masyarakat berkeliling desa untuk melakukan Ider Bumi. Hal ini diyakini sebagai penolak bala dan diakhiri dengan selamatan kampung dengan tumpeng khas Banyuwangi yakni Pecel Pitik.
Setelah serangkaian acara selesai dilaksanakan, tradisi ritual Seblang Bakungan digelar. Di tahun ini, Seblang Bakungan mempunyai penari baru yakni Mbah Aisah yang telah berumur sekira 75 tahun. Beliau merupakan kakak kandung dari almarhumah mbah Supani (72) yang sebelumnya menjadi penari Seblang kurang lebih 5 tahun. Nampak ribuan warga Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi berkumpul melihat penari baru Seblang yang dibawakan Mbah Aisah tersebut. (Mok*)
Editor:widyawati
.jpg)
.jpg)
