Peringati Bulan Bung Karno, 75 Warga Antusias Ikuti Tapak Tilas "Bung Karno Arek Suroboyo"

25 June 2023
20
0

Peserta saat ditunjukkan meriam yang digunakan dalam Perang Surabaya. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

SURABAYA (Lenteratoday) -Pemerintah Kota Surabaya mengadakan Tapak Tilas "Bung Karno Arek Suroboyo" yang dilaksanakan pada Minggu (25/6/2023). Acara dalam rangka Bulan Bung Karno ini diikuti sekitar 75 warga Surabaya dan luar Surabaya secara antusias.

Titik kumpul peserta Tapak tilas ini ada di SDN Sulung. Kemudian peserta dibawa menggunakan Bus Sekolah ke rute-rute selanjutnya, yaitu Rumah Lahir Bung Karno, Museum H.O.S Tjokroaminoto, melewati Kantor Pos Kebonrojo, Tugu Pahlawan, dan kembali ke SDN Sulung. Dalam kegiatan ini, disediakan 2 kloter keberangkatan. Kloter 1 berlangsung pada pukul 07.00 - 09.00 WIB, dan kloter 2 pukul 10.00 - 12.00 WIB.

"Perjalanan Bung Karno mulai di sini (SDN Sulung). Kemudian di manakah Bung Karno lahir? Di Pandean gang 4. Itu ketika masih bayi. Saat menjadi pemuda, itu di Tjokroaminoto. Dan ketika menjadi presiden, kita menapaki jejak pemikiran Bung Karnoyabg diwujudkan dengan adanya Tugu Pahlawan," jelas Nanang Purwono, Ketua Komunitas Begandring Soerabaia.

Nanang mengatakan, Tapak tilas ini merupakan upaya untuk memaknai memaknai bulan Bung Karno. Sehingga tempat yang kunjungi adalah tempat-tempat yang menjadi jejak saksi bisu atau keberadaan Bung Karno.

Selama perjalanan di Bus dan Lokasi Tapak Tilas, peserta dijelaskan berbagai cerita sejarah utamanya yang berhubungan dengan Bung Karno. Hal yang paling penting perlu diketahui masyarakat adalah tempat lahir Bung Karno. Kerap masyarakat menganggap Bung Karno lahir di Blitar, namun sebenarnya Bung Karno lahir di Surabaya.

Hanif Zuniar, peserta yang asli Madiun yang kini tinggal di Surabaya membagikan kesannya setelah mengikuti Tapak Tilas ini. Sebelumnya, ia mengaku tertarik dengan sejarah, terlebih Surabaya merupakan Kota Pahlawan.

"Keren banget, sih. Harapannya, ke depannya ada acara seperti ini lagi agar kita tidak kehilangan sejarah. Kalau misal nggak dibudayakan dan sejarah hilang kan sayang," ungkapnya.

Reporter: Jannatul Firdaus|Editor: Arifin BH