
MALANG (Lenteratoday) - Dalam menghadapi musim kemarau dan potensi dampak El-Nino, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyiapkan berbagai strategi. Terutama untuk memastikan keamanan sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah penting untuk memastikan pasokan air yang lancar ke sawah-sawah selama periode kemarau ini. Salah satu langkah yang diambil yakni dengan perbaikan saluran jaringan irigasi tersier di lahan-lahan pertanian Kota Malang.
"Iya, untuk antisipasi El Nino, Dispangtan Kota Malang sudah menyiapkan kelancaran pasokan air dari hulu ke sawah-sawah. Yaitu sedang membenahi saluran jaringan irigasi tersier. Selain itu, kami juga ada rencana pembuatan sumur-sumur bor untuk menambah pasokan air," ujar Slamet, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Sabtu (24/6/2023).
Adapun menurut Slamet, pihaknya telah melakukan peninjauan awal untuk pembangunan rehabilitasi jaringan irigasi tersier tersebut, di 7 titik wilayah Kota Malang. Diantaranya yakni 1 titik di kecamatan Gadang, 3 titik di kecamatan Kedungkandang, dan 3 titik lainnya di wilayah kecamatan Dinoyo.
"Ada di RW 6 Jalan Gadang 1, kemudian kalau yang Lowokwaru itu ada di RT 7 RW 5 Dinoyo, Poktan Wulung Kencono di Tunggulwulung, sama Tasikmadu. Di Kedungkandang ada di Poktan Sari Murni RT 2 RW 5, Poktan Harapan Jalan Sampurno Timur RW 1, sama Poktan Sekar Arum, semuanya di Cemorokandang," tambahnya.
Diketahui, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, telah menyampaikan bahwa puncak El-Nino diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus-September. Dimana kondisi tersebut dapat berpotensi menyebabkan cuaca yang panas dan meningkatkan risiko kekeringan di wilayah-wilayah Kota Malang.
Menanggapi hal tersebut, Slamet menekankan bahwa salah satu aspek penting dalam menghadapi dampak El-Nino bagi pertanian di Kota Malang, yakni dengan manajemen penggunaan air. Mengingat sebelumnya, Wali Kota Malang, Sutiaji, sempat menyinggung bahwa El-Nino kemungkinan akan berdampak pada mengeringnya sumber air Wendit, yang selama ini kerap dimanfaatkan untuk pengairan lahan pertanian di wilayahnya.
Oleh karena itu, pejabat eselon II Kota Malang, ini juga menyebutkan, masing-masing kelompok tani di Kota Malang telah bekerja sama dalam mengatur waktu tanam untuk memastikan kebutuhan pasokan air terpenuhi. Dengan strategi dan mitigasi yang dikakukan, Slamet mengharap hal tersebut tidak akan memengaruhi kapasitas produksi padi di Kota Malang.
"Untuk pengaturan pasokan air, kelompok tani telah mengatur waktu tanam sehingga kebutuhan air dapat terpenuhi. Kalau secara umum, produksi padi relatif aman di Kota Malang, dengan kemampuan untuk melakukan 2,5 kali tanam dalam setahun," tutupnya.
Sebagai informasi, sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, telah menekankan pentingnya identifikasi dan pengelompokan lahan sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi dampak yang diantisipasi dari fenomena El-Nino, yang diperkirakan terjadi pada semester kedua tahun 2023 ini. Syahrul juga menyatakan bahwa tujuan dari pengelompokan daerah tersebut yakni untuk meningkatkan ketersediaan air di wilayah-wilayah yang rentan mengalami kekeringan ekstrem.(*)
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati