
Di seluruh dunia, adabeberapa kasus orang yang sudah pulih dari infeksi virus corona (Covid-19)tetapi kemudian kembali dinyatakan positif dan memiliki infeksi lain.
Kasus semacam itumembuat para dokter dan peneliti bingung, apakah orang yang sudah pulih dapatmenginfeksi orang lain.
Sebuah penelitian yangbaru diterbitkan oleh Korea Centers for Disease Control and Prevention telahmenemukan bahwa pasien Covid-19 yang pulih kembali setelah dites positif tidakmenular.
Studi tersebut jugamenemukan bahwa sebagian besar pasien yang sembuh memiliki antibodi penawar,atau jenis antibodi yang memberikan kekebalan dan melindungi orang daripenyakit tertentu.
“Studi ini membahaspertanyaan apakah pasien yang telah pulih dari Covid-19 masih menular.Pertanyaan yang telah mengganggu kami beberapa waktu,” kata Heidi J. Zapata,dokter penyakit menular di Yale Medicine, seperti dikutip Healthline (Rabu, 27/5/2020).
Studi Korea Selatanitu memeriksa 285 pasien yang dinyatakan kembali positif corona setelah pulihuntuk beberapa waktu. Para peneliti menyeka pasien dan memeriksa bahan virusuntuk menentukan apakah masih aktif menular.
Tim tidak dapatmengisolasi bahan virus hidup, yang menunjukkan bahwa tes diagnostik positifmengambil partikel virus yang sudah mati.
“Ini mungkin terkaitdengan fakta bahwa virus itu sudah mati atau tidak cukup kuat untuk tumbuh.Oleh karena itu vitus mungkin tidak cukup cocok untuk menginfeksi inang baru,”kata Andres Romero, spesialis penyakit menular di Providence Saint John’sHealth Center.
Para peneliti jugamenguji 790 orang yang telah melakukan kontak dengan pasien-pasien tersebut.Dari 27 yang dinyatakan positif, tidak ada kasus yang disebabkan oleh paparanterhadap seseorang yang memiliki infeksi ulang.
Laporan itu jugamenemukan bahwa sebagian besar pasien yang pulih memiliki antibodi penawar,yang juga menunjukkan bahwa antibodi itu memberikan pasien kekebalan,
“Apakah inimenunjukkan respons yang sepenuhnya melindungi tubuh, masih perlu dibuktikanlebih lanjut,” kata Zapata.
“Saya tidak berpikir kita bisa 100 persenyakin apakah setiap orang yang pulih tidak menular. Sekali lagi, ini mungkinberbeda dengan kelompok populasi yang berbeda,” lanjut Zapata.
Hal senada jugadiutarakan Romero. Dia menyampaikan tubuh setiap orang memasang respons imunyang berbeda berdasarkan usia dan kesehatan mereka secara keseluruhan. Setiaporang memiliki kecepatan yang berbeda dalam membersihkan virus.
Sampai dunia memilikilebih banyak data dan vaksin pencegahan, sangat penting bagi masyarakat untukterus mematuhi tindakan pencegahan yang dikeluarkan oleh pemerintah ataulembaga-lembaga kesehatan berwenang.
“Kenyataannya,pendekatan terbaik saat ini adalah menjaga jarak fisik atau jarak sosial,mengenakan masker, dan membersihkan tangan lebih sering untuk mengendalikanpenyebaran virus ini,” katanya (Ist-abh).