09 April 2025

Get In Touch

Trending Topic Wacana 'Herd Immunity'

Ilustrasi Covid-19 (Pexels)
Ilustrasi Covid-19 (Pexels)

Di tengahberbagai penelitian untuk temukan vaksin COVID-19, muncul wacana tentang herd immunity ataukekebalan kelompok sebagai salah satu solusi.

Dikutip dari Aljazeera, herd immunity mengacu pada situasi di mana cukup banyak orang dalamsuatu populasi yang memiliki kekebalan terhadap infeksi sehingga dapat secaraefektif menghentikan penyebaran penyakit tersebut.

Kekebalanbisa berasal dari vaksinasi atau dari orang yang menderita penyakit tersebut.Seberapa banyak orang yang dibutuhkan untuk menciptakan kondisi itu tergantungpada seberapa menularnya pathogen.

Namun, wacana herd immunity saat ini masih menuai pro dan kontra. Berikut faktaseputar herd immunity.
 

1. Ramai Diperbincangkan

Herdimmunity mengemukasejak Knutt Wittkowski, mantanbiostatistik di Rockefeller University menyatakan bahwa socialdistancing bukanlah cara tepat dalam mengatasi pandemi COVID-19.Menurutnya herd immunity adalahsatu-satunya cara untuk hentikan wabah ini.

Iamendorong sekolah-sekolah dibuka agar cukup banyak orang terpapar virus coronadan timbul kelompok imunitas atau kebal. Dengan adanya sejumlah orang yangkebal, maka penyebaran virus dapat dihentikan. Pernyataan ini kemudian menyebarluas melalui Facebook.

Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris. Ia menyetujui pendapat bahwa herd immunity adalah solusitepat atasi COVID-19. Ini bisa menjadi alternatif dari socialdistancing, karena menurutnya pembatasan aktivitas pada masyarakatdapat menimbulkan stres.
 

2. Menuai Kritik


Sebagai reaksi dari pernyataan itu muncul surat yangditandatangani oleh lebih dari 500 ilmuwan Inggris. Surat tersebut menentangpernyataan Johnson. Para ilmuwan berpendapat penerapan herd immunity bukan pilihantepat. Herd immunity bisamembahayakan kehidupan lebih banyak orang dan membuat departemen kesehatansetempat lebih terbebani. 

The RockefellerUniversity kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa pernyataan Wittkowski tidakmewakili pandangan dari Rockefeller University.
 

3. Membahayakan Lansia dan Orang Dengan Penyakit Kronis


Dan Barouch, Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di HarvardUniversity mengungkapkan penerapan herd immunity dalam menekan wabah COVID-19 dapat meningkatkan risikokesehatan orang-orang yang rentan terhadap virus tersebut, yaitu lansia danpenderita penyakit kronis.

Disamping itu, metode ini berpotensi membuat rumah sakit dan fasilitas kesehatanlainnya kewalahan dalam menghadapi tingginya angka pasien COVID-19.
 

4. Sifat Virus Corona Belum Diketahui


Margaret Harris, juru bicara OrganisasiKesehatan Dunia (WHO) meragukan penerapan herd immunity terhadap virus corona. Belum diketahui seberapa besartingkat kekebalan yang ada dalam tubuh seseorang yang sembuh dari COVID-19.Membuat orang terpapar virus demi tercapai herd immunity merupakan hal yang kontraproduktif.

5. Vaksin Lebih Efektif


Mengatasi wabah dengan vaksin merupakan cara lebih efektifdibandingkan herd immunity. “Vaksin adalahcara terbaik untuk mengatasi pandemi,” ujar James Whitney, kepalainvestigator Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin.

Selagi para ilmuwan berjuang menemukan vaksin COVID-19, tentuhal yang dapat kita lakukan saat ini adalah mematuhi protokol kesehatan. Jaditetap terapkan social distancing demi memutus mata rantai penularan COVID-19(Ist-abh).

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.