
SURABAYA (Lenteratoday) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menilai strategi operasi pasar sangat tepat untuk menekan laju inflasi. Dr Dadang Hardiwan, Kepala BPS Jawa Timur melalui Kabid Statustik Distribusi Umar Sjaifudin menyebut Operasi pasar mampu menghambat laju inflasi.
Dadang mengatakan bahwa belakangan ini salah satu kekhawatiran akibat kenaikan BBM adalah terjadinya inflasi. Langkah pemerintah provinsi hadir di tengah masyarakat untuk operasi pasar cukup berhasil menekan inflasi kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau bahkan mengalami deflasi. "Harganya terjangkau," katanya.
Dia menyatakan bahan pokok merupakan elemen yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena itu, operasi pasar adalah kebijakan yang solutif dan dibutuhkan masyarakat. Nilai manfaatnya sangat besar dan mengena tepat sasaran.
Umar juga mengapresiasi konsep operasi pasar yang melibatkan pedagang. Konsep ini menghindari aksi oknum yang mengambil untung. Biasanya, operasi pasar digelar mandiri pada tempat tertentu. Harapannya, pembeli adalah masyarakat. Tapi, tak jarang banyak pedagang memanfaatkan dengan turut membeli dan menjualnya kembali dengan harga pasar.
Saat ini, pedagang tidak bisa melakukan itu. Mereka diajak kerjasama. Dengan begitu, pedagang mendapat kesempatan membeli bahan pokok di bawah harga pasar. Lalu menjual dengan ketentuan harga eceran tertinggi. Fungsi kolaborasi terwujud. Harga jual di tingkatan pedagang juga stabil.
Iwan, Plt Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jawa Timur menyambut positif apresiasi tersebut. Operasi pasar digelar pada 25 titik setiap akhir pekan. Di luar itu, produk operasi pasar bisa didapat di pedagang yang sudah bekerjasama. Konsep ini merupakan pemerataan sehingga bisa tepat sasaran.
Pemerintah Provinsi melalui program operasi pasar menyuplai bahan pokok dengan harga di bawah pasar. Stok yang disediakan cukup besar. Iwan memastikan, stok bahan pokok tersebut aman hingga akhir tahun ini. (*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi