
LETRA.ID- Makan kol goreng yang enak tapi berisiko telah diketahui sebagian orang. Hal ini berlaku sama untuk kol atau sayuran lain yang digoreng langsung atau pakai tepung.
"Kalau kita masak kol goreng, pemasakannya minyaknyalebih dari 100 derajat untuk goreng, bisa 180 derajat sehingga pasti sangattinggi dibandingkan merebus atau mengukus," kata ahli gizi dari InstitutPertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS.
Lemak dalam minyak yang terlalu panas bisa berubah bentukmenjadi lemak trans. Lemak trans dapat meningkatkan risiko berbagai macampenyakit misal penyakit jantung koroner.
Untuk menghindari lemak jahat yang terkandung pada kolgoreng, banyak juga yang memilih untuk mengonsumsi kol secara mentah. Biasanyadisajikan dengan lalapan lain seperti timun dan kemangi. Hanya saja, sepertikol goreng, makan kol mentah pun punya risikonya tersendiri.
"Memang mantain gizinya 100 persen, masih lengkapsemua. Tapi bahayanya adalah kontaminasi pestisida, mikroba, masih tinggi.Cacing-cacingnya bisa jadi masih berkembang biak apalagi kalau hanya dicucipakai air kobokan," jelasnya.
Kecuali sayuran sudah dicuci dengan baik, Prof Ali menyebutjangan sekali-kali mencoba makan sayuran yang belum terjamin kebersihannya.Mencuci sayuran harus di air mengalir untuk menghilangkan sisa racun, bakteri,dan pestisida.
"Kalau itu tidak dilakukan, jangan coba-coba makan yangmentah. Itu kan aspek dari food safety. kalau itu bisa diatasi ya silahkansaja," ujarnya.
Terkait sayuran goreng dengan tepung yang kerap digunakanibu untuk membujuk anaknya makan sayur, disarankan menggunakan cara lain. Misalsistem reward dengan memberikan makanan favorit jika telah makan sayur yangtelah dimasak. Anak juga diberi pemahaman, makan bukan hanya tentang rasa tapijuga manfaat. (ins)