
Madiun - Menjadi seorang pedagang asongan bukanlah suatu pekerjaan yang ia impikan. Namun apa daya jalan hidup dan takdir mau tak mau mengharuskan Wargono melakukan pekerjaan tersebut.
Sejak 30 tahun yang lalu, pria paruhbaya berusia 65 tahun ini sudah menjadi pedagang asongan di Terminal Purbaya Madiun. Bahkan sejak remaja ia sudah lekat dengan kerasnya kehidupan terminal. Sehari-hari hidupnya ia habiskan untuk menunggu kedatangan bus dan mencari penumpang yang mau membeli minuman dan snack yang ia dagangkan.
Namun sayang, di masa pandemi ini ia hanya bisa menghela nafas dan mengelus dada melihat masih banyak dagangnya yang belum laku terjual. Sejak pemerintah mengumumkan mewabahnya virus corona di Indonesia, penghasilannya semakin merosot. Bahkan ia mengaku jika menjadi pedagang asongan penghasilan sudah tak seberapa, apalagi ditambah adanya pandemi corona.
"Dapat dua ribu gak laku-laku dari tadi. Selama corona ini gak ada penumpang gak ada hasil. Apalagi orang-orang pada puasa," ungkap Wargono.
Menurut Wargono, jika hari biasanya ia dapat meraih keuntungan rata-rata sekitar Rp 40 ribu hingga Rp50 ribu. Namun semenjak adanya wabah covid 19, pendapatan paling besarnya hanya Rp 10 ribu.
"Ini modal mas, kalau gak balik modal ya saya yang rugi. Kalau sekarang hanya Rp 2 ribu ini apa yang untung," keluh pria asli kelahiran Kota Madiun ini.
Wargono mengatakan, disamping sepi, menjadi pedagang asongan di masa pandemi ini cukup rawan dan membuat ia juga khawatir. Pasalnya ia tak tahu siapa saja diantara para penumpang yang sudah terinfeksi virus yang datangnya dari Wuhan, China tersebut.
Oleh karenanya, di dalam benaknya ia sangat ingin menjadi pekerja yang hanya di sekitaran rumah saja. Tetapi apa daya nasib yang mengharuskan dirinya untuk tetap mencari pundi-pundi rezeki dari setiap bus yang lalu lalang di hadapanya.
"Kalau di terminal, di stasiun inikan rawan kena dan terpapar, penghasilan tak seberapa rawan terpapar. Kalau (bekerja) di rumah kan enak. Kami kan tidak tahu mana-mana saja penumpang yang mohon maaf terinfeksi kami kan tidak tahu," akunya.
Pria yang tergolong di Progam Keluarga Harapan (PKH) Kota Madiun ini juga pasrah dengan peraturan pemerintah yang melarang aktifitas mudik sejak awal Ramadan 1441 Hijriah. Wargono mengaku ikhlas, jika itu yang terbaik untuk menekan penyebaran wabah virus corona. (Sur)