
BLITAR (Lenteratoday) - Bencana banjir bandang di wilayah selatan Kabupaten Blitar semakin meluas, jika kemarin menerjang 5 kecamatan kini bertambah 1 kecamatan menjadi 6 kecamatan mengakibatkan 1.304 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak.
Seperti disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar, Ivond Bertyanto dalam rilis Pusdalops sampai pukul 08.00 Wib, banjir bandang terjadi sejak, Senin (17/10/2022) dini hari. "Telah menggenangi 13 desa dan kelurahan, yang berada pada 6 kecamatan," ujar Ivong, Selasa(18/10/2022).
Dijelaskan Ivong akibat hujan yang masih terus turun hingga malam hari, banjir meluas ke barat wilayah Kecamatan Kademangan. "Banjir yang semula menggenangi 5 kecamatan, mulai pagi tadi ke Desa Darungan dan Plosorejo di Kecamatan Kademangan," jelasnya.
Dari total 13 desa dan kelurahan pada 6 kecamatan di Kabupaten Blitar yang diterjang banjir bandang, terbanyak di Kecamatan Sutojayan yakni Kelurahan Sutojayan, Desa Bacem, Desa Kalipang dan Desa Sumberejo.
Kemudian di Kecamatan Binangun menggenangi Desa Binangun, Desa Rejoso dan Desa Salamrejo, lalu di Kecamatan Panggungrejo menerjang Desa Kalitengah dan Desa Serang. Kecamatan Wates desa Tugurejo, Kecamatan Wonotirto Desa Ngeni dan terakhir Kecamatan Kademangan di Desa Darungan dan Desa Plosorejo.
Dugaan banjir bandang ini akibat luapan sungai, yang tidak mampu menampung debit air yang masuk. Maupun aliran air dari bagian atas perbukitan hutan yang gundul, sehingga air langsung turun tidak menyerap ke tanah.
Banjir berawal terjadinya hujan dengan intensitas sedang lebat sampai tinggi mulai Minggu (16/10/202) sekitar pukul 18:00 Wib di wilayah Kabupaten Blitar, hingga menyebabkan banjir bandang yang merendam rumah, jalan, lahan persawahan, ternak, sekolah, mushola dan pasar di beberapa titik wilayah Kabupaten Blitar.
"Seperti di Desa Ngeni Kecamatan Wonotirto, banjir menerjang pasar desa, hingga menyebabkan hanyutnya lapak pedagang," ungkapnya.
Sedangkan jumlah warga yang terdampak akibat bencana banjir bandang ini sebanyak 1.304 kepala kelurga (KK), terbanyak di Kecamatan Sutojayan 1.094 KK, kemudian di Kecamatan Panggungrejo 88 KK, lalu 29 KK di Kecamatan Binangun dan 17 KK di Kecamatan Wates serta terakhir 79 KK di Kecamatan Kademangan. "Sampai pendataan terakhir, tidak ada laporan korban jiwa," terang Ivong.
Dari jumlah 1.304 KK yang terdampak, 465 jiwa atau orang diantarnya harus diungsikan di 13 titik pengungsian. "Terbanyak di Aula Kelurahan Sutojayan 86 jiwa, sisanya tersebar di rumah warga, masjid dan sekolah TK," katanya.
Mengenai kerugian akibat kerusakan dari bencana banjir bandang ini, dari hasil pendataan 1.317 unit rumah terdampak, 2 unit Mushola terdampak, Pasar Ngeni Kec. Wonotirto, Jembatan Dusun Kalibentak Kecamatan Panggunrejo terputus, jalan menggantung sepanjang sekitar 12 meter akibat longsor, talud longsor sepanjang ±20 meter dan 1 tanggul sungai jebol. Kemudian lahan persawahan seluas sekitar 10 hektar, termasuk 8 ton pupuk terendam air.
"Serta kandang roboh sebanyak 7 unit, hewan ternak sejumlah 10.000 ekor ikan nila hanyut, 34 ekor kambing dan 6.500 ekor ayam hanyut dan mati," bebernya.
Adapun kebutuhan di lokasi pengungsian yang mendesak menurut Ivong diantaranya bahan logistik, selimut, air bersih, obat - obatan, baju ganti, alas tidur/ matras/Kasur, peralatan mandi, penerangan dan pakan untuk ternak yang diungsikan. "Kami bersama unsur terkait juga sudah mendirikan Posko BPBD di Kelurahan Sutojayan, dapur umum, pos kesehatan dan pendistribusian air bersih," tandas Ivong.
Ditanya kondisi terakhir saat ini ditambahkan Ivong masih terus dilakukan proses assesment, hujan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi. "Untuk air sudah mulai surut dengan ketinggian 0 - 30 cm di beberapa lokasi berbeda, termasuk aliran listrik masih dipadamkan di wilayah terdampak," imbuhnya. (*)
Reporter : Arief Sukaputra | Editor : Lutfiyu Handi