Lebih Dari Sepekan Pasca Tragedi Kanjuruhan, Wali Kota Malang Lanjutkan Takziah ke Keluarga Korban

MALANG (Lenteratoday) – Setelah lebih dari 7 hari paska insiden Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Wali Kota Malang, Sutiaji masih terus melakukan kunjungan dan takziah kepada keluarga korban untuk memberikan penguatan dan support atas musibah yang telah menimpa. Dalam agendanya tersebut, Sutiaji juga menggandeng beberapa kepala OPD terkait dan relawan Psikolog ke 10 titik kediaman keluarga atau ahli waris korban meninggal dunia di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
“Selain berkunjung kami juga memberikan penguatan kepada ahli waris korban dan tentu kami berbelasungkawa. Karena kemarin sudah keliling, hari ini kami lanjutkan lagi, ini bentuk keprihatinan kami kepada keluarga yang ditinggalkan, kehadiran kami mengajak dari teman-teman Dinas Kesehatan dan OPD, plus dari teman-teman relawan Trauma Healing. Ini akan kami lakukan terus menerus, bukan hanya 30 sekian korban meninggal tapi termasuk para korban yang sekarang masih dirawat dan keluarganya,” papar Sutiaji, selaku Wali Kota Malang, ditemui usai melakukan takziah pada salah satu keluarga korban Kanjuruhan di Kecamatan Kedungkandang, Selasa (11/10/2022).
Saat melakukan takziah, Sutiaji mengaku mendapatkam informasi baru mengenai salah satu teman korban meninggal dunia yang ternyata membutuhkan dampingan psikologi. Pihaknya juga akan mendata kembali terkait siapa saja yang wajib dilakukan pendampingan psikososial.
“Sempat menggali informasi ada satu korban tapi yang sekarang perlu dampingan itu temannya. Orangnya sekarang perlu ada pendampingan. Kami akan data, selain berbelasungkawa, memberikan penguatan kepada korban, juga barangkali ada informasi-informasi lain yang belum sampai ke crisis centre, kami bisa mendatangi langsung ke korban,” ujarnya.
Sutiaji menyebutkan saat ini telah ada sekitar 16-17 orang yang membutuhkan layanan pendampingan psikologi dan sudah ditangani oleh pihak relawan psikolog di Posko Crisis Centre Pemkot Malang. Ia menambahkan bahwa sakit psikis lebih memerlukan waktu sembuh yang lama dibanding sakit medis. Oleh karena itu, pihaknya terus mengupayakan untuk menyasar ke kecamatan lain di Kota Malang.
“Jadi itu bukan hanya korban saja, tetapi ini menyasar terus dan yang sudah ada sekitar 16-17 termasuk kunjungan ke yang sakit. Kecamatan yang lain nanti ada gilirannya, karena yang paling banyak adalah Kecamatan Kedungkandang. Keterbatasan waktu kita, besok kita teruskan, lusa juga kita teruskan,” jelasnya.
Dalam kunjungannya, orang nomor 1 se Pemkot Malang tersebut juga ingin memastikan terkait bantuan yang telah diberikan dari Pemerintah Pusat agar benar-benar sampai ke ahli waris korban.
“Bantuan juga sudah dari kami, bukan masalah nominalnya. Ini adalah bentuk dari kami sambil menginventarisir bantuan-bantuan dari Presiden, Gubernur, Kemensos, dan Bank Jatim itu apa sudah sampai atau belum. Saya cek langsung sambil insyaallah masih ada bantuan yang diberikan kemarin, saya cek apakah sudah masuk kepada yang berhak, ternyata masih belum ada jawaban dari yang memberikan,” ungkap Sutiaji.
Diakhir, Sutiaji menekankan bahwa segala macam bentuk support dan bantuan serta santunan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat bukanlah untuk ganti rugi, melainkan sebagai bentuk empati atas apa yang dirasakan oleh keluarga korban.
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Endang Pergiwati