20 April 2025

Get In Touch

Dinkop Arahkan Pengrajin Batik untuk Produksi Fashion

Dinkop Arahkan Pengrajin Batik untuk Produksi Fashion

SEMARANG (Lenteratoday) - Kenaikan harga BBM berdampak pada penjualan batik yang semakin sulit. Pelaku usaha batik mengaku kesulitan dalam menentukan harga lantaran sepinya peminat. Merespon keluhan tersebut, Dinas Koperasi Usaha Kecil & Menengah (Dinkop-UKM) Jawa Tengah mendorong pengrajin batik untuk memproduksi produk fashion atau pakaian siap pakai.

Kepala Dinkop-UKM Jateng, Ema Rachmawati, mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh pengrajin batik saat ini adalah tingginya biaya operasional dan sulitnya pemasaran.

"Bahan bakunya naik, kemudian uang transportasi juga naik. Tapi kan teman-teman pembatik kan masih mencoba mempertahankan harga batik. Kemudian yang berikutnya ya pemasaran, karena batik-batik kita itu kebanyakan kan kain, sekarang orang cenderung beli baju jadi," katanya saat dihubungi belum lama ini.

Sejumlah upaya digalakkan Dinkop-UKM dalam membantu meningkatkan pendapatan pembatik, salah satunya menghubungkan pengrajin batik dengan penjahit. Hal tersebut dinilai mempermudah pengrajin untuk memproduksi pakaian siap pakai.

"Kita mencoba mendampingi, meski belum bisa semuanya. Batik Geometris, kemudian beberapa kita mendampingi pembatik itu kita gandengkan dengan penjahit yang memang sudah bisa gambar, kita ajarin untuk bisa menggambar fashion," terang Ema.

Adapun motif batik yang diproduksi di Jawa Tengah diharapkan dapat merepresentasikan kekhasan daerahnya masing-masing. Jadi tidak hanya memproduksi dan menjual batik, tetapi juga makna dari coraknya.

Berkaitan dengan pemasaran produk batik, Dinkop-UKM telah menjalin kerjasama dengan sejumlah hotel. Nantinya, diharapkan kebutuhan konveksi hotel dapat menggunakan produk dari pengrajin batik di Jawa Tengah.

"Sebenarnya teman-teman hotel itu kalau menjual kain itu sendiri tidak bisa karena mereka nggak ada SDMnya. Paling yang bisa kita kerjasamakan di Kamar Hotel itu menggunakan kain-kain batik seperti taplak, seprai atau hiasannya," jelas Ema.

Meski produsen batik dihadapkan pada situasi yang menguntungkan, namun berdasarkan data Dinkop-UKM, hingga saat ini tidak ada pengrajin batik yang gulung tikar.

Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.