22 April 2025

Get In Touch

Terjunkan Enam Tim Inafis Dalam Tragedi Kanjuruhan

Automatic Finger Print Identification System atau Inafis dan Puslabfor mengamati CCTV dan sejumlah sudut Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Foto/Sahlan Kurniawan/Lenteratoday.
Automatic Finger Print Identification System atau Inafis dan Puslabfor mengamati CCTV dan sejumlah sudut Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Foto/Sahlan Kurniawan/Lenteratoday.

MALANG (Lenteratoday) - Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menerjunkan enam tim dari Mabes Polri untuk menginvestigasi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang terjadi seusai pertandingan Arema FC versus Persebaya.

Keenam itu di antaranya terdiri dari unsur Bareskrim, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam), dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).

"Saya telah mengajak tim dari Mabes Polri, terdiri dari Bareskrim Polri, Propam, kemudian SPI Polri, Pusdokkes, Inafis, kemudian Puslabfor untuk melakukan langkah-langkah pendalaman terhadap investigasi yang kami lakukan," kata Listyo di Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022) malam dalam keterangan Pers.

Tim ini diturunkan untuk menemukan faktor yang menyebabkan massa saling berdesak-desakan hingga terinjak-injak keluar stadion. Menurutnya, berdasarkan investigasi tim ini, polisi dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab dan harus dihukum.

Dipastikan tim yang diboyong dari Jakarta tersebut akan mengecek semua data, baik dari panitia pelaksana pertandingan, petugas di lapangan, maupun rekaman CCTV di dalam stadion.

"Yang jelas kami akan serius dan mengusut tuntas. Ke depan terkait proses penyelenggaraan, proses pengamanan, nanti akan kita diskusikan. Tentunya akan menjadi acuan dalam proses pengamanan liga," ucapnya.

Listyo menyebutkan jumlah korban meninggal dunia adalah 125. Ini merevisi data sebelumnya yang berjumlah 129 jiwa karena adanya data ganda korban.

Diberitakan, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai kekalahan 2-3 Arema FC versus Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Suporter Arema memasuki lapangan karena tak terima dengan hasil pertandingan yang memenangkan Persebaya. Insiden itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter. (*)

Reporter : Sahlan Kurniawan | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.