23 April 2025

Get In Touch

Tekan Radikalisme, Pemkot Kediri Dukung Moderasi Beragama

Ferry Djatmiko, Asisten Perekonomian dan Pembangunan saat memberikan sambutan pada kegiatan halagah Islam jalur tengah (Wasathiyah) di Masjid Agung Kota Kediri.
Ferry Djatmiko, Asisten Perekonomian dan Pembangunan saat memberikan sambutan pada kegiatan halagah Islam jalur tengah (Wasathiyah) di Masjid Agung Kota Kediri.

KEDIRI, (Lenteratoday) -  Pemkot Kediri mendukung upaya moderasi beragama. Langkah itu diambil untuk membendung kemunculan kelompok Islam radikal ekstrimis di Indonesia yang sangat meresahkan. Meskipun dalam bertindak mereka berpedoman pada Alquran dan Al-Hadis namun perilakunya yang radikal tidak dapat dibenarkan.

Menurut KH. Abdul Hamid Abdul Qodir, Wakil Ketua Umum MUI Kota Kediri bahwa sebagai upaya untuk menekan radikalisme maka moderasi beragama dinilai esensial. "Moderasi merupakan pola pikir, sikap dan perilaku 'tengah' seimbang, tidak berlebihan, tidak ekstrem dan anti-kekerasan. Sehingga moderasi beragama dalam perkembangan dikatakan sebagai Islam Jalur Tengah atau Wasathiyah", tuturnya, Sabtu, (24/9/22).

Ditambahkan, ajaran agama Islam itu sudah moderat/tawasuth. "Yang diperlukan adalah mentradisikan moderasi dalam pola pikir, sikap dan perilaku umat, sebagai subjek yang memahami agama", imbuhnya.

Hal ini lantaran menurutnya, moderasi merupakan upaya untuk mengarahkan pola pikir, sikap dan perilaku keberagaman umat agar tetap tawasuth (tidak berlebihan/tidak bersikap ekstrem). Memahami hal tersebut, Pemerintah Kota Kediri sangat mendukung upaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mentradisikan Islam Wasathiyah.

Sebagaimana yang dikatakan Ferry Djatmiko, Asisten Perekonomian dan Pembangunan. "Kegiatan halagah Islam jalur tengah (Wasathiyah) ini perlu dilaksanakan. Pemahaman terhadap hal ini sangat diperlukan guna memberantas radikalisme", tuturnya dalam acara yang terselenggara di aula Masjid Agung Kota Kediri ini.

Di samping itu, pemkot juga menjaga kerukunan antar-umat beragama juga dipandang penting dalam menjaga keseimbangan dan menumpas radikalisme. "FKUB di Kota Kediri ini memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam menekan radikalisme. Keharmonisan antar-umat beragama juga menjadi kunci mencapai hal tersebut", imbuhnya.

Sebagai informasi dalam acara yang digawangi MUI Kota Kediri ini mendaulat Prof. Dr. HM. Asror Yusuf, M.Ag dan Dr. HA. Jauhar Fuad, M.Pd sebagai narasumber. Selain itu kegiatan ini diikuti sekitar 60 peserta dari perwakilan perguruan tinggi Islam di Kota Kediri dan Organisasi Masyarakat (Ormas) di Kota Kediri.

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.