20 April 2025

Get In Touch

Beredar Dokumen, Saudi Izinkan Wanita Berbikini dan Minuman Alkohol

Arab Saudi berencana mengizinkan penjualan dan konsumsi wine, cocktails, hingga sampanye di sebuah resort yang terdapat di 'kota futuristik' Neom (Reuters)
Arab Saudi berencana mengizinkan penjualan dan konsumsi wine, cocktails, hingga sampanye di sebuah resort yang terdapat di 'kota futuristik' Neom (Reuters)

JAKARTA (Lenteratoday) -Arab Saudi dikabarkan akan mengizinkan peredaran minuman beralkohol seperti anggur, koktail, hingga sampanye.

Arab Saudi yang merupakan negeri tempat dua kota suci umat Islam, Mekkah dan Madinah itu melegalkan penyajian minuman beralkohol di kota megafuturistik baru sebagai dibukanya sebuah resor pantai di Neom tahun depan.

Wall Street Journal (WSJ) memberitakan hal tersebut pertama kali pada akhir pekan kemarin yang melihat dokumen pengembangan kota tertanggal Januari.

"Terletak di pulau Laut Merah bernama Sindalah, resor Neom berharap untuk menawarkan bar anggur premium, bar koktail terpisah, dan bar untuk sampanye dan makanan penutup," tulis WSJ dikutip Senin (19/9/2022).

Tidak hanya alkohol yang akan diizinkan, dalam pengembangan tertanggal Januari tersebut juga memuat gambar-gambar wanita berbikini dan pria bertelanjang dada yang sedang bersantai di kapal pesiar dan mandi di kolam renang tanpa batas.

"Sindalah akan 'menyalakan' Laut Merah sebagai tujuan baru untuk kapal pesiar super dan menarik beberapa orang paling kaya dan berpengaruh di dunia," kata dokumen perencanaan itu lagi.

"Rencana tersebut juga menyerukan toko anggur ritel dengan tampilan dinding vertikal yang mencolok," tambah media AS itu lagi.

Mengenai izin tersebut, perwakilan Neom belum memberi konfirmasi soal ini. Hal ini juga dilakukan pemerintah Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.

Kepala pariwisata Neom, Andrew McEvoy kepada surat kabar Nasional Abu Dhabi mengatakan undang-undang proyek akan sesuai dengan 'target menarik warga asing untuk bekerja dan tinggal di wilayah itu'.

"Alkohol jelas tidak lepas dari kebiasaan," ujarnya kala itu.

Terkait hal tersebut, pemerintah Arab Saudi membantah sebagian komentar McEvoy dengan mengatakan jika Neom akan mematuhi aturan kedaulatan Arab Saudi meski memiliki undang-undang ekonomi khusus.

"Jawaban singkatnya adalah kami akan melanjutkan undang-undang kami saat ini," kata Asisten Menteri Pariwisata Putri Haifa binti Mohammed al-Saud, mengatakan pada diskusi panel di Forum Ekonomi Dunia.

"Kami telah mengungguli secara global dalam hal pariwisata dengan apa yang saat ini kami tawarkan hari ini," tegasnya lagi (*)

Editor: Arifin BH, dari berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.