30 April 2025

Get In Touch

Warga Harap Pemerintah Segera Perbaiki Balai Apung Tambak Lorok Semarang

Kondisi Balai Apung di Kampung Tambak Lorok, Kota Semarang (Ist)
Kondisi Balai Apung di Kampung Tambak Lorok, Kota Semarang (Ist)

SEMARANG (Lenteratoday) -Berulang kali diterpa oleh deburan ombak, Balai Apung di kampung Tambak Lorok, Kecamatan Semarang Utara, masih berdiri tegak. Akan tetapi di sana-sini bagian kayunya mulai lapuk.

Bangunan yang digunakan sebagai Taman Baca ini merupakan hasil proyek yang diresmikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2016 lalu.

Melihat kondisi Balai Apung yang semakin hari semakin kurang terawat, Ketua RT 1 Kampung Tambak Lorok, Subowo, sempat menyampaikan keluhan.

"Lha ya itu biasane kan ngono, mbangun ning ora ngrawat (Sudah biasa, bisa membangun tapi enggan merawat), memang biaya perawatan kan memang tinggi. Jadi ya memang kan ini masuknya wilayah RT 1, jadi RT ne sing kon ngrumati lah," ujarnya saat ditemui di Kediamannya (3/9/2022).

Kerusakan-kerusakan yang menggerogoti Balai Apung tersebut sebagaian besar disebabkan oleh naiknya air pasang yang hampir setiap hari membanjiri Tambak Lorong. Naiknya air pasang tersebut turut menghambat pembangunan di Tambak Lorok.

Berbekal keresahan tersebut, Subowo telah menyampaikannya kepada Pemerintah Kota Semarang untuk segera memperbaiki kondisi Balai Apung. Namun, laporan tersebut tak kunjung mendapat umpan balik karena Balai Apung masih menjadi tanggungjawab pemerintah pusat.

"Ada beberapa kendala. Satu belum serah terima, dua, alasannya anggarannya tersedot untuk pandemi," terangnya.

Salah satu warga Tambak Lorok, Arifin, juga turut menyayangkan kondisi Balai Apung yang semakin memburuk. Sebelumnya, Balai Apung aktif menjadi tempat pertemuan dan belajar anak-anak Tambak Lorok. Namun, saat ini kegiatan tersebut sudah tidak berjalan lagi lantaran tidak adanya pendamping dan kurangnya biaya operasional.

"Satu memang operasional ya. Jadi kita memang tidak dipasrahi, barang itu ada setelah diresmikan. Tidak ditunjang operasional. Satu kebersihan, ibaratnya tidak ada uang lelahnya. Sukarela dari pihak yang bertanggungjawab mengasih itu tidak ada. Kedua pendamping. Pendamping itu pun kita kalau secara tidak langsung tidak ada pemerhati lah," ujarnya.

Reporter: Azifa Azzahra|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.