22 April 2025

Get In Touch

Wolbachia Jadi Strategi Tekan Angka DBD di Kota Semarang

Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti,
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti,

SEMARANG (Lenteratoday) - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang menerapkan cara baru dalam menekan kasus Demam Berdarah (DBD) melalui metode Wolbachia.

Dilansir dari World Mosquito Program (WMP), Wolbachia merupakan bakteri alami yang terdapat di tubuh 60% serangga di dunia. Namun, Wolbachia tidak terdapat di dalam nyamuk Aedes Aegypti, tetapi dapat ditransfer melalui telur.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Mochamad Abdul Hakam, turut memberi keterangan mengenai strategi wolbachia ini. "Maka ini ada strategi baru namanya Wolbachia, yang nantinya akan dimasukkan ke nyamuk Aedes Aegypti. Kalau ada nyamuk Aedes Aegypti yang berwolbachia, ada kumannya tadi, maka dia akan menjadi mandul, atau tidak bisa menetas kemudian," ujar Hakam saat ditemui di Kantor DKK Semarang, pada Rabu (10/8/2022).

Nantinya, nyamuk yang telah berwolbachia tidak akan bisa membawa virus dengue, penyebab demam berdarah.

"Jadi misal kawin ya, nyamuk yang berwolbachia jantan, kemudian menikah, kawin dengan nyamuk Aedes Aegypti perempuan lokal, kemudian dia nanti akan kawin, nanti anaknya sudah berwolbachia, kalau sudah berwolbachia, nanti dia sudah tidak bisa mengeluarkan virus dengue, artinya dia mandul," ujar Hakam.

Sebagai informasi, Kota Semarang merupakan satu dari lima kota yang terpilih menjadi pilot project penerapan metode Wolbachia. Sebelumnya, Wolbachia telah efektif diterapkan di Sleman, dimana angka kasus DBD menurun sejumlah 77%.

"Nanti dapat telur dari nyamuk yang berwolbachia. Telurnya mesti ditaruh di kain itu, dimasukkan dalam ember, kemudian diretaskan selama 2 minggu. Embernya itu pinggirnya dilubangi. Nanti harapannya setelah dia umur seminggu atau 10 hari, dia akan bisa terbang. Nah itu embernya diletakkan setiap 75 meter," terang Hakam.

Harapannya, setelah telur nyamuk yang sudah berwolbachia menetas, nantinya akan kawin dengan nyamuk lokal dan melahirkan nyamuk baru yang sudah berwolbachia.

Adapun telur-telur nyamuk yang sudah berwolbachia ini ditempatkan di tiga kecamatan dengan angka DBD tertinggi, yakni Tembalang, Banyumanik, dan Ngaliyan.

Hakam juga menegaskan bahwa metode Wolbachia ini aman untuk masyarakat dan mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir.

"Jadi aman untuk manusia, aman untuk si nyamuk karena dia tidak bisa bermutasi ya termasuk ke lingkungan juga aman. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, kok itu kenapa menyebar nyamuk gitu, nah itu dalam rangka supaya dia kawin dengan nyamuk berwolbachia yang nanti akan menimbulkan mandul," kata Hakam.  

Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.