21 April 2025

Get In Touch

Mas Dhito Akan Sanksi Pembuang Sampah Sembarangan di SLG

Sampah berserakan di area SLG.
Sampah berserakan di area SLG.

KEDIRI (Lenteratoday) - Ini peringatan bagi siapapun yang berkunjung ke Monumen Simpang Lima Gumul, jangan buang sampah sembarangan di areal monumen kebanggaan masyarakat Kabupaten Kediri. Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, mengecam keras dan akan memberikan sanksi bagi siapapun yang berani membuang sampah sembarangan di area tersebut.

Penegasan itu disampaikan usai mendapatkan banyaknya aduan masyarakat termasuk melalui komentar di akun Instagram pribadinya @dhitopramono. Salah satunya yang disampaikan @isty_khummah yang mengomentari memprihatinkannya kondisi sekitar SLG akibat sampah yang berserakan.

“Saya mohon tolong untuk masalah sampah di SLG ditindak Pak,” katanya mengomentari salah satu unggahan bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu. Melihat hal tersebut, Mas Dhito angkat bicara. Dia mengecam keras tindakan tidak terpuji tersebut dan bakal memberikan sanksi bagi siapapun yang membuang sampah sembarangan.

“Bagi yang membuang sampah sembarangan akan kami kenakan sanksi dan tidak terkecuali,” tegas bupati yang gemar mengendarai vespa saat blusukan ini.

Sampah, kata Mas Dhito, bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan. Melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat Kabupaten Kediri. Menurunya, hal ini juga sangat bergantung pada kesadaran masyarakat pentingnya kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.

Orang nomor satu di Pemkab Kediri ini menjelaskan, nantinya Pemkab Kediri akan melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah. Selain itu, pihaknya akan terus mengembangkan program Tempat Pengelolaan Sampah Reuce, Reduce, dan Recycle (TPS3R).

“Kami (Pemkab Kediri) akan mengembangkan TPS3R. Disisi lain saya juga minta akan kesadaran masyarakat agar tidak buang sampah sembarangan,” katanya, Kamis (16/6/2022).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti menyebutkan berserakannya sampah yang ada di SLG ini berasal dari kegiatan masyarakat. Termasuk juga dari pedagang-pedagang yang berjualan di area tersebut.

Kondisi terparah, kata Putut terjadi usai Car Free Day (CFD) di akhir pekan. “Volume sampah dapat kita hitung di puncak aktivitas masyarakat di akhir pekan atau CFD,” terangnya.

Untuk mengurangi volume sampah tersebut, pihaknya tengah mengubah pola penyapuan atau pembersihan serta akan menambah dan membenahi kembali sarana dan prasarana tempat sampah yang ada di sekitaran SLG. (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.