
BLITAR (Lenteratoday) - Kisah sejarah perjuangan pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar, yang belum terungkap akan diangkat menjadi film dokumenter drama (dokudrama).
Akan diangkatnya sejarah pemberontakan PETA di Blitar ini disampaikan Rahmat Santoso, yang menjadi Executive Produser pembuatan film hasil kerja sama dengan TNI AD dan Kabupaten Blitar. "Keinginan mengangkat sejarah perjuangan dari Pemberontakan PETA di Blitar ini, dari hasil diskusi dengan Dandim 0808/Blitar dan sejarahwan di Blitar," tutur Rahmat, Jumat(10/6/2022).
Lebih lanjut pria yang kini menjabat Wakil Bupati Blitar ini menjelaskan dari hasil diskusi tersebut terungkap adanya keprihatinan, para generasi muda yang belum mengetahui seutuhnya sejarah perjuangan PETA yang memberontak di Blitar. "Agar generasi muda tidak melupakan sejarah tentang Pemberontakan PETA di Blitar, termasuk adanya beberapa fakta yang belum terungkap. Maka disepakati akan dibuat film dokumenter bergenre drama, yang menarik dengan dukungan artis-artis terkenal di Indonesia," jelasnya.
Apalagi ditandaskan pria yang juga Ketua Umum DPP Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) ini, generasi muda sekarang lebih mengenal 14 Pebruari sebagai Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang, padahal ada peristiwa bersejarah yang menjadi pendorong Proklamasi 17 Agustus 1945. "Dengan adanya peristiwa Pemberontakan PETA di Blitar inilah, menjadi pelecut semangat memberontak melawan penjajahan Jepang tidak hanya di Indonesia tapi di Asia," tandasnya.
Atas dasar inilah dan untuk meneladani semangat perjuangan pasukan PETA, yang mempertaruhkan jiwa raganya demi kehormatan dan kemerdekaan Indonesia dibuatlah film PETA (Pembela Tanah Air) : Soeprijadi Macan Dari Lereng Kelud, yang rencananya mulai diproduksi tidak lama lagi pada 2022 ini.
Serta didukung beberapa arti muda dan terkenal Indonesia, yang akan memerankan tokoh Presiden RI Pertama sekaligus Proklamator, Soekarno dan tokoh utama Soeprijadi.
Ada yang menarik dari film PETA : Soeprijadi Macan Dari Lereng Kelud ini, dengan diangkatnya beberapa peristiwa sejarah yang belum terungkap. Tidak hanya sekedar peristiwa Pemberontakan PETA di Blitar, tapi juga ada cerita lain dari sosok Sodanco Soeprijadi yang selama ini diceritakan mukso atau menghilang dan tidak diketahui keberadaanya. "Inilah poin menariknya, akan diungkapkan dalam film ini apa yang selama ini belum diketaui banyak orang. Jadi tunggu saja rilis filmnya," terang Rahmat.
Diungkapkan Rahmat saat ini sudah dalam proses memilih pemeran utama, oleh casting director. Untuk tokoh Soekarno ada 6 aktor kandidat diantaranya : Oki Antara, Rio Dewanto, Maruli Tampubolon, Tegar Satria, Lukman Sardi dan Emil Kusumo.
Sedangkan kandidat pemeran Soeprijadi juga ada 6 aktor muda, yakni Marthino Lio, Wafda Saifan, Hardi Fadillah, Rendi Jhon Pratama, Randa Septian dan Rangga Nattra.
Termasuk pemeran wanitanya juga beberapa nama diantaranya : Alexandra Usman, Baby Jovanca, Acha Septriasa, Yasmin Jasem, Nanda Cello dan Ayu Sita.
"Penggarapan film ini dibuat serius dan hasilnya maksimal, apalagi juga banyak dukungan dari beberapa teman artis senior seperti Mbak Iis Sugianto," beber Vice Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) ini.
Ditambahkan Rahmat film sejarah ini juga dibuat semenarik mungkin, baik dari sisi alur cerit maupun pengambilan gambarnya. Agar disukai oleh para generasi milenial, tidak membosankan tapi pesan atau nilai perjuangannya tetap bisa tersampaikan. "Rencananya film ini akan ditayangkan baik di bioskop maupun melalui Netflix," pungkasnya.
Reporter : Arief Sukaputra | Editor : Endang Pergiwati