
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Menjelang Hari Raya Idul Fitri biasanya transaksi di berbagai pusat perbelanjaan, termasuk di pasar tradisional dan swalayan akan mengalami peningkatan.
Terkait hal ini, Anggota Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Shopie Ariany mengatakan, salah satu cara untuk menghindari terjadinya peredaran uang palsu adalah dengan menggunakan transaksi digital non tunai, satu diantaranya yaitu sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
"QRIS merupakan salah satu sistem pembayaran non tunai yang mudah dan aman digunakan, serta bisa mencegah terjadinya penyebaran uang palsu," papar Shopie, Selasa (19/4/2022).
Sementara itu ia mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan adanya uang palsu yang beredar. Terutama menjelang hari-hari besar keagamaan dimana volume transaksi biasanya meningkat secara signifikan.
"Sebisa mungkin manfaatkan sistem pembayaran non tunai, jika tetap bertransaksi secara tunai, tingkatkan kewaspadaan dan kenali ciri-ciri fisik uang dengan cara 3 D, dilihat, diraba dan diterawang," jelas Shopie.
Namun demikian ia berpendapat, demi memperluas penggunaan transaksi non tunai tersebut, terutama dikalangan pedagang tradisional dan masyarakat yang ada di pinggiran, perlu adanya campur tangan pemerintah melalui instansi terkait untuk sosialisasi.
Lebih jauh Shopie memaparkan, dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan sistem transaksi non tunai seperti QRIS, yang sudah pasti terverifikasi oleh Bank Indonesia (BI) dan didukung oleh bank- bank lainnya, diharapkan tidak ada lagi oknum yang berusaha mengedarkan uang palsu.
"Kami juga mengingatkan kepada masyarakat, apabila menerima uang palsu, segera laporkan kepada pihak berwajib agar bisa diselidiki dan diusut sampai tuntas," pungkasnya.
Reporter : Novita | Editor : Endang Pergiwati