22 April 2025

Get In Touch

Mas Dhito Canangkan Desa Kopi Organik, Target 2024 Mulai Ekspor

Bupati Hanindhito Himawan Pramana memimpin rapat dengan OPD terkait rencana pencanangan Program Desa Inovasi Tani Organik (Dito) komoditas kopi organik.
Bupati Hanindhito Himawan Pramana memimpin rapat dengan OPD terkait rencana pencanangan Program Desa Inovasi Tani Organik (Dito) komoditas kopi organik.

KEDIRI (Lenteratoday) - Program Desa Inovasi Tani Organik (Dito) yang digalakkan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana kini merambah ke komoditas kopi. Ditargetkan dua tahun mendatang hasil dari progam tersebut sudah siap ekspor.

Upaya yang dilakukan bupati muda yang kerap disapa Mas Dhito ini melihat karena adanya potensi  kopi yang besar di wilayah lereng Gunung Wilis. Menurutnya, Seluas 35 hektar lahan ditargetkan tahun depan akan menjadi pusat kopi organik.

Kemudian, pihaknya menyebutkan akan menunjuk Desa Jugo sebagai pilot project tersebut. Nantinya, kata Mas Dhito, kopi organik ini akan dikerjakan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). “Kita akan lakukan pendampingan end to end-nya. Jadi, biar bisa mencetak biji yang benar berkualitas ekspor,” katanya pada Sabtu (9/4/22)

Untuk mencetak biji kopi kualitas ekspor itu, lanjut Mas Dhito, pihaknya sudah minta Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun), Anang Widodo membuat dan me-manage dengan baik production house untuk kopi ini. “Terutama saat kopi sudah masuk di production house ini. Kalau production house-nya baik, maka akan menghasilkan kopi yang baik juga,” tandasnya.

Terlebih tahun depan bandara mulai beroperasi, lanjutnya, Kabupaten Kediri bakal jadi titik tumpu baru setelah Surabaya. Kemudian, menyambut hal tersebut kopi bakal jadi salah satu primadona UMKM yang mempunyai daya jual tinggi selain nenas dan mangga podang.

Terpisah, Anang menyebutkan, selain pengembangan kopi organik ini, gapoktan juga akan mendapatkan stimulan hewan ternak berupa kambing sebagai pemasok kotoran yang akan dijadikan bahan pupuk organik untuk kopi ini. “Ada penguatan ternak. Gapoktan akan mendapatkan kambing yang akan berkembang biak. Dan kotoran, akan dikembalikan menjadi pupuk untuk kopi ini,” terangnya.

Perihal target ekspor yang dicanangkan Mas Dhito, Anang menuturkan jika produksi lancar, di akhir tahun 2023 atau awal 2024 Kabupaten Kediri sudah bisa ekspor minimal 1 ton kopi organik.  Terakhir, Anang mengungkapkan ada 10 negara menjadi tujuan ekspor, termasuk negara Timur Tengah dan Malaysia.

Reporter: Gatot Sunarko/Adv | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.