21 April 2025

Get In Touch

LIPSUS HUT KOTA MALANG KE-108: Pembangunan Fokus Ekonomi Kreatif Melalui Transformasi Digital

Pembangunan proyek Kayutangan Heritage Kota Malang untuk menggerakkan ekonomi kreatif warga serta mengatasi kawasan kumuh. (Foto: stimewa)
Pembangunan proyek Kayutangan Heritage Kota Malang untuk menggerakkan ekonomi kreatif warga serta mengatasi kawasan kumuh. (Foto: stimewa)

MALANG (Lenteratoday)- Berbagai sektor terus dikembangkan guna mencapai target pembangunan daerah di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim). Di tengah kasus corona yang makin melandai, fokus pembangunan Kota Malang ke depan pun dimantapkan pada pengembangan industri kreatif melalui transformasi digital. Pembangunan juga akan didukung dengan infrastruktur yang terintegrasi.

Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan pembangunan ini berkaitan dengan dua disrupsi yang tengah melanda yakni pandemi Covid-19 dan digitalisasi.

"Sering saya katakan, dua disrupsi besar yang terjadi saat ini, pandemi dan digitalisasi. Keduanya telah mengubah banyak sisi kehidupan masyarakat," kata Sutiaji dikutip Rabu (30/3).

Sutiaji menerangkan, dua disrupsi ini justru menjadi kekuatan untuk mendorong geliat ekonomi kreatif di Kota Malang. Terlebih, potensi sumber daya manusia di Kota Malang yang tengah mengarah ke bonus demografi dengan komposisi penduduk didominasi generasi milenial.

“Maka ekonomi kreatif kita kuatkan, karena bonus demografi tidak menjadi beban, namun justru menjadi kekuatan ekonomi bangsa kita,” jelasnya.

Penguatan ekonomi kreatif diakui Sutiaji, perlu diiringi dengan digitalisasi. Sebab, digitalisasi menjadi salah satu potensi di Kota Malang yang harus dimanfaatkan dengan baik.

Sutiaji mengungkapkan ekonomi kreatif akan mendorong naiknya angka pertumbuhan ekonomi di Kota Malang. Nantinya Pemkot Malang akan menggandeng tujuh belas sub-sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi pengungkit dalam menguatkan sektor ekonomi.“Sekarang pertumbuhan ekonomi kita di angka 4,21 persen, Insya Allah saya optimis bisa ditingkatkan,” ujarnya.

Desain bangunan Malang Creative Center (MCC) Kota Malang yang digadang-gadang menjadi pusat inkubasi para pelaku ekonomi kreatif. (Foto:istimewa)

Angka yang dicapai Kota Malang tersebut lebih tinggi jika dibanding dengan angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, yakni sebesar 3,57 persen. Sutiaji pun optimistis angka itu masih bisa terus tumbuh beberapa digit.

Terkait pembangunan infrastruktur semua difokuskan dengan tujuan pemberdayaan ekonomi warga Kota Malang. Salah satunya yakni Malang Creative Center (MCC). Bangunan yang digadang-gadang menjadi pusat inkubasi para pelaku ekonomi kreatif potensial ini, ditargetkan bisa diresmikan tahun ini. Proyek yang memakan biaya Rp 125 miliar tersebut akan menampung UMKM lokal.

Tak hanya itu, pembangunan proyek Kayutangan Heritage, juga salah satu upaya Pemkot Malang menghidupkan kembali pariwisata. Meski banyak pro dan kontra, namun pembangunan senilai Rp 23 miliar, dengan bantuan dana dari pusat ini menjadi jujugan destinasi masyarakat.

Selain ingin membangkitkan ekonomi warga sekitar, proyek Kayutangan Heritage ini juga memiliki agenda lain, yakni pengentasan kawasan kumuh. Setidaknya ada 608 hektar kawasan kumuh akan dientaskan di Kota Malang.

Selain pemantapan industri kreatif masyarakat dan kemandirian sosial ekonomi, Sutiaji juga menjelaskan terdapat arah kebijakan pembangunan 2023 lainnya diantaranya peningkatan akses kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya. “Kedua menjaga kestabilan daya beli dan perlindungan sosial, serta pemulihan ekonomi pasca pandemi,” katanya. Dia berharap, dukungan dari seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan Kota Malang. (adv)

Reporter: Reka Kajaksana | Editor: Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.