Jakarta-Keputusan meniadakan Ujian Nasional (UN) tahun ini karena wabah corona dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tidak akan mengganggu proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Ia menerangkan, Ujian Nasional kini tak lagi menjadi parameter untuk seseorang bersekolah ke jenjang lebih tinggi.
"Sebenarnya UN itu bukan menjadi syarat kelulusan ataupun seleksi masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi," kata Nadiem usai rapat via teleconference dengan Presiden Jokowi dan menteri terkait di Jakarta, Selasa (24/3).
Nadiem mengatakan, PPDB saat ini sudah 70 persen berdasarkan sistem zonasi sehingga tidak lagi didasarkan pada nilai UN. Sementara itu, sisanya, yakni 30 persen kursi PPDB, diberikan kepada siswa yang menggunakan jalur prestasi, baik non akademik maupun akademik seperti akumulasi nilai raport siswa dalam 5 semester terakhir.
"Jadi itu penting bahwa pembatalan UN ini tidak seharusnya tidak berdampak kepada penerimaan peserta didik baru untuk baik SMP maupun SMA," kata Nadiem.
Usek Boleh Online
Sementara itu, ukian sekolah (Usek) boleh tetap digelar asalkan tidak dilakukan dengan cara tatap muka seperti biasa. "Ujian sekolah masih bisa dilakukan, tapi tidak diperkenankan tatap muka yang mengumpulkan siswa dalam ruangan kelas," kata Nadiem.
Menteri Nadiem juga menegaskan ujian sekolah tidak "untuk mengukur ketuntasan seluruh capaian kurikulum bahkan sampai semester terakhir."
Ujian sekolah secara online alias daring diputuskan karena pemerintah ingin konsisten menegakkan salah satu cara menangkal penyebaran COVID-19 yang semakin masif: social distancing. UN 2020 yang dihapus juga alasan utamanya karena ini.
Hal ini pula yang jadi dasar pemerintah menerapkan skema belajar dari rumah sejak pekan lalu. Ujian sekolah bisa dilakukan secara daring. Jika tidak bisa, sekolah dapat menggunakan akumulasi nilai siswa selama belajar untuk menentukan kelulusan.(ist)
.jpg)
.jpg)
