
MALANG (Lenteratoday) - Kasus peretasan akun media sosial masih menjadi salah satu masalah yang dialami oleh masyarakat. Melihat fenomena itu, Direktorat Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat kajian bertema “Security and Digital Forensik for Social Media”.
Salah satu dosen UMM, Syaifuddin, S.Kom. M.Kom. yang didapuk menjadi pemateri menuturkan bahwa apa yang disampaikan memiliki tujuan untuk menambah wawasan. Bukan malah menyudutkan atau merugikan orang lain. Hingga saat ini, ada lebih dari 197 juta pengguna media sosial yang aktif di Indonesia. Pengguna mobile phone bahkan lebih tinggi yakni 307 juta.
“Angka ini bisa didapat karena memang satu orang biasanya memiliki lebih dari satu gawai. Kemudian aplikasi terbanyak yang digunakan adalah Whatsapp, diikuti oleh YouTube, Instagram, Tik Tok dan Twitter. Jumlah besar ini tentu menjadi peluang bagi oknum untuk menjebol akun yang ada,” tambahnya.
Berbagai cara dilakukan oleh para oknum jahat dalam upaya pelemahan akun media sosial. Salah satunya melalui phising dengan terus memancing pengguna melalui pesan atau tawaran menggiurkan. Padahal itu adalah cara hacker untuk mengambil alih akun.
Selain itu, password yang mudah ditebak juga menjadi alasan mudahnya akun dibobol. Di antaranya tanggal lahir, nama ibu, nama sendiri dan hal lainnya.
Melihat itu, Syaifuddin memberikan sederet solusi yang bisa dicoba. Mulai dari meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati dengan pesan yang masuk. Di samping itu, harus senantiasa memperkuat keamanan dari segi password yang rumit, pemindaian sidik jari, hingga dua kali verifikasi.
“Memperkuat keamanan akun menjadi langkah penting dalam melindungi data pribadi. Begitupun juga sebagai upaya menekan jumlah penyalahgunaan akun untuk penipuan,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Direktur Vokasi UMM mengatakan bahwa para mahasiswa harus yakin dan berani untuk mengawali sesuatu. Dibarengi dengan skill mumpuni serta semangat belajar akan passion yang diminati. Sehingga nanti mampu berkontribusi bagi masyarakat.
“Student Day ini memang bertujuan untuk membentuk mahasiswa vokasi agar percaya diri dan berani mengambil keputusan tepat. Tidak boleh merasa ciut dan kalah sebelum bertanding,” pungkas Tulus.
Reporter : Reka Kajaksana | Editor : Endang Pergiwati