20 April 2025

Get In Touch

Komisi B DPRD DKI Jakarta Sebut Setiap RPH Harus Ada Tempat Pengelolaan Limbah

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak.

JAKARTA (Lenteratoday) - Limbah dari Rumah Potong Hewan (RPH) Pulogadung yang dikelola oleh Perumda Dharma Jaya seringkali dikeluhkan warga sekitar. Pasalnya, sisa pemotongan kerap menimbulkan bau tak sedap di lingkungan.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak memgatakan, persoalan ini tidak bisa diabaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Pasalnya, selain mengganggu dengan pencemaran bau tak sedap, dikhawatirkan limbah potong hewan tersebut bisa menimbulkan penyakit di lingkungan masyarakat.

"Beberapa Rumah Potong limbahnya itu agak sedikit mengganggu lingkungan, contoh yang di Pulogadung. Mungkin limbah dari ternak yang dipotong ini juga perlu pengolahan tersendiri," katanya, Kamis (10/3/2022).

Gilbert mengaku sudah mengkoordinasikan persoalan tersebut dengan Perumda Dharma Jaya. Namun saat ini belum ada tindak lanjut mengenai rencana kerja yang akan dilakukan BUMD itu mengatasi persoalan tersebut.

"Tidak ketentuan memang harus tahu berapa jarak RPH dari Perumahan. Akhirnya masyarakat tinggal dekat RPH bau dari sisa pemotongan yang sangat mengganggu terkadang sampai membusuk," ungkapnya.

Gilbert menuturkan, seluruh RPH mampu memgelolah limbahnya sendiri seperti yang telah diterapkan RPH Cakung sejak tahun 2018 silam. Dimana kotoran dan sisa jerami makanan sapi mampu diolah menjadi pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.

Sementara RPH Kapuk yang menangani babi dan RPH Pulogadung yang menangani unggas belum menerapkan pengelolaan limbah secara baik.

Direktur Dharma Jaya Raditya Endra Budiman saat mengikuti rapat bersama Komisi B beberapa waktu lalu mengakui telah berupaya untuk minimalisir bau aroma tak sedap dengan mengangkut kotoran dan bangkai ayam maupun babi yang sudah mati setiap hari.

“Penanganan limbah sebenarnya sudah kita antisipasi dengan pengangkutan setiap hari dengan truk yang datang kesana untuk mengangkut ayam-ayam yang mati dan segala macam. Tapi memang hasilnya tidak akan bisa 100% tetap masih akan ada bau,” tandasnya.

Namun pihaknya berjanji akan berkoordinasi dengan warga sekitar untuk mengupayakan agar aroma tak sedap bisa ditangani secepatnya.

Reporter : Ashar | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.