Jelang Setahun Kepemimpinan Eri – Armuji, Inilah Upaya Dongkrak Ekonomi Kota Surabaya di Tengah Pandemi

SURABAYA (Lenteratoday) – Tepat tanggal 26 Februari 2022 nanti, masa kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji akan genap mencapai satu tahun. Berbagai upaya terobosan dan inovasi pun, dilakukan guna membangkitkan ekonomi di tengah pandemi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kota Surabaya, Febrina Kusumawati, menjelaskan berbagai program telah dilakukan di tahun Eri - Armuji.
Terbaru ialah aplikasi e-Peken yang diklaim sebagai satu-satunya aplikasi yang fokus menggandeng toko kelontong di Indonesia.
“Ini e-commerce ala Pemkot yang menggandeng toko kelontong. Para toko kelontong ini dilatih dari awal. Hingga saat ini sudah banyak yang bergabung. Bahkan, capaian transaksi belanja online via e-Peken Surabaya mulai Januari hingga pertengahan Februari 2022, sudah tembus Rp 3,34 miliar,” kata Febri di kantornya, Kamis (24/2/2022).
Transaksi tersebut sebagian besar hasil dari para ASN Pemkot Surabaya yang diwajibkan untuk berbelanja kebutuhan rumah tangganya di aplikasi e-Peken. Melalui cara ini, penghasilan para ASN yang berasal dari pajak warga, akhirnya kembali lagi kepada warga.
Selain itu, para ASN juga diwajibkan untuk memakai produk UMKM ketika bekerja, mulai dari baju batik, sepatu, kebutuhan lainnya. Bahkan, saat ini snack atau makanan ringan saat rapat pun dibeli dari pelaku UMKM Surabaya.
“Jadi, snack rapat itu kan pasti ada anggarannya di setiap dinas, dan itu harus ambil dari UMKM. Bahkan, pembelian itu juga tercatat dalam sistem kami, sehingga diketahui mana saja dinas-dinas yang tidak membeli produk UMKM dan mana dinas yang aktif ambil dari UMKM, sehingga uangnya ini berputar,” paparnya.
Selain itu, Pemkot juga memberdayakan UMKM dalam program pemberian seragam sekolah gratis bagi anak keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Para pelaku UMKM ini diminta untuk membuat seragam sekolah, tas dan sepatu.
Ditambahkan Febri, panggilan akrabnya, pelaku UMKM ini juga dilatih untuk membuat sabun dan sandal hotel untuk memenuhi kebutuhan perhotelan di Surabaya.
“Pemkot juga berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memulihkan ekonomi ini, termasuk dunia perhotelan. Kami juga menggandeng Grab, Gojek, Tokopedia dan dunia kampus untuk mengambangkan UMKM dan pemulihan ekonomi ini,” ujarnya.
Tak hanya itu, Pemkot juga mengoptimalkan aset bekas tanah kas desa (BTKD) untuk dikelola oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Mereka dibantu bibit dan didampingi untuk mengelola pertanian, kemudian hasilnya diambil oleh mereka. Bahkan, beberapa lahan pertanian yang dikelola, yaitu BTKD sudah panen dan dihadiri oleh Pak Wali juga,” katanya.
Diketahui, berdasarkan data yang dimililiki oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Surabaya, pada tahun 2020, perekonomian Surabaya berada di angka minus 4,85, lalu di akhir tahun 2021, sudah menyentuh angka plus 4,29.
Reporter : Dwita Prasetya | Editor : Endang Pergiwati