21 April 2025

Get In Touch

Cegah Radikalisme, Wabup Blitar Contoh Warung NKRI Banyuwangi

Wabup Blitar, Rahmat Santoso bersama Menpan RB, Tjahjo Kumolo disela-sela acara Peresmian Warung NKRI di Kab Banyuwangi
Wabup Blitar, Rahmat Santoso bersama Menpan RB, Tjahjo Kumolo disela-sela acara Peresmian Warung NKRI di Kab Banyuwangi

BLITAR (Lenteratoday) - Guna mencegah penyebaran paham radikalisme, Wakil Bupati (Wabup) Blitar akan mencontoh Warung NKRI yang diresmikan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BPNT) di Kabupaten Banyuwangi untuk dibuat di Kabupaten Blitar.

Hal ini disampaikan Wabup Blitar, Rahmat Santoso usai mengikuti Peresmian Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI (Warung NKRI), di Kabupaten Banyuwangi, Kamis (20/1/2022) kemarin. "Salut dan meengapresiasi inovasi yang dilakukan BPNT, dalam upaya mencegah serta menangkal paham radikalisme," ujar Wabup Rahmat, Jumat (21/1/2022).

Lebih lanjut orang nomor dua di Kabupaten Blitar ini menuturkan di Kabupaten Blitar, pemkab bersama Forkopimda dan jajaran terkait juga melibatkan peran aktif berbagai elemen masyarakat dan tokoh agama untuk saling menjaga dari upaya masuknya paham radikalisme. "Bahkan Kabupaten Blitar juga meraih penghargaan 4 besar sebagai Pelaksana Gotong Royong Tingkat Provinsi Jatim. Artinya, kerukunan, kepedulian masyarakat sangat tinggi, ” tuturnya.

Oleh karena itu Makdhe Rahmat sapaan akrabnya akan mencontoh Warung NKRI di Kabupaten Banyuwangi, untuk dibuat di Kabupaten Blitar. "Karena ada kemiripan dalam konsep Warung NKRI, dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Blitar, yaitu Pengoptimalan kinerja Pemerintah yang akuntabel, inovatif dan berintegritas," jelasnya.

Tahap awal akan didirikan di tingkat kabupaten, jika sudah berjalan bagus sesuai konsep yang ada akan dibuat di setiap kecamatan tandas Wabup Rahmat.

Diungkapkan Wabup Rahmat dalam peresmian Warung NKRI di Kabupaten Banyuwangi, dihadiri langsung oeh Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar, Menpan RB, Tjahjo Kumolo dan Pemprov Jatim dan para kepala/wakil kepala daerah di Jatim.

Dalam dialog kebangsaan yang digelar disana, Boy mengatakan Warung NKRI merupakan salah satu program BNPT yang melibatkan seluruh elemen bangsa dan lapisan masyarakat. Warung NKRI didirikan untuk mengangkat nilai toleransi, persatuan, dan gotong royong.

Menurut Boy akar tumbuhnya radikalisme dan terorisme, tidak dipungkiri marak terjadi di dunia maya. Oleh karena itu pentingnya kontra narasi, untuk melawan propaganda paham intoleran perlu dilakukan dengan menyuarakan pesan perdamaian, persatuan, toleransi dan cinta bangsa.

Boy juga menekankan pada generasi muda agar tidak mudah terpengaruh propaganda radikalisme intoleran, terutama yang menyebar melalui dunia maya. Kekhawatiran ini berdasarkan peristiwa-peristiwa kejahatan radikalisme dan terorisme sebelumnya yang dilakukan oleh kaum milenial.

"Pernyebarluasan paham radikalisme di internet saat ini, mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Maka kita perlu mengingatkan pada generasi muda, agar jangan sampai menyalahgunakan internet atau media sosial yang disediakan oleh kelompok jaringan terorisme. Narasi-narasi mereka terwujud, karena itulah yang dapat memecah belah persatuan bangsa kita," ungkap Boy.

Dalam upaya pencegahan di media maya maupun media massa, BNPT kini mengembangkan konsep penanggulangan yang disebut ‘Pentahelix’ yang melibatkan multipihak, baik pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha. Oleh karena itu, Boy berharap Warung NKRI dapat menjadi wadah silaturahmi dan komunikasi dengan harapan membangkitkan rasa nasionalisme imbuhnya.

Sementara itu Menpan RB, Tjahjo Kumolo mengapresiasi hadirnya Warung NKRI sebagai wadah berkumpulnya masyarakat. Tjahjo menilai tantangan bangsa hingga saat ini adalah masalah radikalisme, terorisme dan intoleransi. Peran tokoh agama, guru, sangatlah dibutuhkan untuk membangun ideologi masyarakat, yang cinta damai dan saling menyanyangi meski di tengah ragam perbedaan.

"Tantangan bangsa selama 76 tahun merdeka itu yang paling menonjol adalah masalah radikalisme dan terorisme, kita sebagai bangsa tentunya punya niat yang sama merukunkan menyatukan bangsa yang beragam. Beraneka kelompok, golongan, agama, aliran keyakinan budaya dan sebagainya ini tidak bisa kita lawan tapi disatukan dengan dialog,” papar Tjahjo.(*)

Reporter : Arief Sukaputra

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.